Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemetaan Zona Rentan di Antartika, Peneliti Dibantu Penguin

Kompas.com - 29/04/2020, 12:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Beberapa dekade terakhir lapisan es di Antartika mulai mengalami penyusutan. Mau tak mau, ini membuat habitat satwa liar di sana ikut terancam.

Sebuah penelitian pun dilakukan untuk mengidentifikasi area paling rentan di Antartika dan membutuhkan perlindungan dari ancaman eksploitasi berlebih.

Termasuk di antaranya adalah wilayah yang kaya dengan sumber makanan bagi satwa liar.

Dalam mengidentifikasi area tersebut, peneliti menggunakan bantuan data dari lima jenis penguin yakni penguin adelie, emperor, king, royal dan penguin macaroni.

Baca juga: Penguin Bicara Seperti Manusia, Ilmuwan Temukan Buktinya

 

Selain itu, peneliti memanfaatkan data 12 spesies predator laut lainnya, beberapa di antaranya adalah albatross, anjing laut, dan paus bungkuk.

Data tersebut dikumpulkan antara 1991 hingga 2016 dari 4060 hewan yang terdiri dari 17 spesies.

Rod Downie, pakar kutub di WWF mengatakan dengan melacak pergerakan spesies ikonik ini kita dapat mengidentifikasi area yang akan mendapat menfaat perlindungan yang lebih besar.

"Semakin banyak yang kita ketahui tentang penguin dan spesies Antartika lainnya, makin baik pula kita dapat melindungi mereka," papar Downie seperti dilansir dari Science Focus, Selasa (29/4/2020).

 

Analisis ini pun kemudian berhasil mengungkapkan daerah yang paling banyak dikunjungi oleh predator.

Tempat tersebut menjadi area yang rentan di Antartika karena adanya perubahan lapisan es laut serta menjadi wilayah penangkapan ikan komersial.

Memang ikan serta cumi-cumi masih bisa ditangkap di perairan tersebut. Namun, ada kecenderungan industri komersial melakukan penangkapan terhadap Antarctic krill atau Krill Antartika yakni sejenis udang laut.

Padahal keberadaan krill itu sangat penting karena merupakan sumber makanan predator.

Krill Antartika (Euphausia superba), merupakan udang kecil berukuran 8 sampai 60 mm. Mereka biasanya ditemukan pada grup besar, dengan lebih dari 10.000 krill per meter kubik dan menjadi pangan penting bagi banyak hewan termasuk burung, paus, cumi-cumi dan hiu paus. Krill Antartika (Euphausia superba), merupakan udang kecil berukuran 8 sampai 60 mm. Mereka biasanya ditemukan pada grup besar, dengan lebih dari 10.000 krill per meter kubik dan menjadi pangan penting bagi banyak hewan termasuk burung, paus, cumi-cumi dan hiu paus.

Baca juga: Temuan Baru, Ada Hutan Hujan di Antartika 90 Juta Tahun Lalu

Tim pun ingin sesegera mungkin memasukkan area-area tersebut dalam kawasan perlindungan yang diakui oleh hukum internasional.

Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature ini, sekarang baru 29 persen area di kawasan Antartika yang masuk dalam kawasan perlindungan. 

Memasukkan area tersebut dalam kawasan lindung akan membantu melindungi efek perubahan iklim.

Baca juga: Antartika Berduka, Ribuan Anak Penguin Mati Kelaparan

Selain itu, mengurangi efek stresor seperti bycatch yakni tertangkapnya makhluk laut yang tidak diinginkan oleh jaring-jaring nelayan atau kompetisi bisnis perikanan itu sendiri.

"Sangat penting untuk memahami daerah mana di Antartika yang paling rentan bagi satwa liar, seperti penguin. Setelah identifikasi, zona paling rentan ini dapat dilindungi dari ancaman yang muncul saat ini maupun masa depan," tambah Downie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com