Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 203.000 Kematian Akibat Covid-19, Sertifikat "Kebal Virus Corona" Ditentang WHO

Kompas.com - 26/04/2020, 10:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Lebih dari 203.000 orang di seluruh dunia telah meninggal akibat Covid-19, berdasarkan data Worldmeters.

Menurut data tersebut, kasus positif virus corona di seantero dunia telah melampaui 2,9 juta.

Angka ini mengemuka setelah Amerika Serikat mencatat jumlah kematian yang melampaui 54.256 jiwa — dua kali lipat dari jumlah kematian Italia (26.384) yang menempati peringkat dua dalam daftar negara dengan angka kematian terbanyak.

Secara keseluruhan ada lima negara yang melaporkan angka kematian di atas 20.000 jiwa, yakni AS, Italia, Spanyol, Prancis, dan Inggris.

Baca juga: NASA Rancang Ventilator untuk Hadapi Gelombang Kedua Pandemi Corona

Bagi Inggris, angka kematian yang melampaui 20.000 jiwa dilaporkan tercapai pada Sabtu (25/4/2020).

Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, menyebut angka itu adalah tonggak bersejarah yang tragis dan mengenaskan. Menurutnya, seluruh bangsa berduka.

Departemen Kesehatan Inggris mencatat jumlah kematian akibat Covid-19 berdasarkan angka-angka yang dilaporkan rumah sakit.

Data itu tidak memasukkan orang yang meninggal di rumah atau di panti jompo sehingga angka sebenarnya jauh lebih tinggi.

Perancis, yang memasukkan korban Covid-19 di rumah sakit dan di panti jompo dalam datanya, mengatakan jumlah kematian bertambah 369 orang pada Sabtu (25/4/2020).

Total terdapat 22.614 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 di P2rancis sejak awal Maret lalu. Namun, pihak berwenang mengatakan angka kematian di rumah sakit menurun dan jumlah pasien yang dirawat di unit perawatan intensif telah menurun selama 17 hari berturut-turut.

Kenaikan di sejumlah wilayah

Apabila tren kematian di Perancis menurun, tidak demikian halnya di Afrika, Eropa Timur, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tren kasus virus corona di kawasan-kawasan tersebut justru sedang naik.

"Dan di sejumlah (negara) yang terdampak pandemi pada tahap awal, kini menyaksikan kebangkitan kasus-kasus (virus corona)," kata Dirjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Negara yang masuk kategori tersebut adalah Singapura.

Awalnya Singapura mendapat sanjungan karena dinilai berhasil menghentikan laju penyebaran virus corona, namun akhir-akhir ini jumlah kasus positif bertambah yang terkait dengan lokasi proyek industri dan asrama pekerja bangunan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com