Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Ungkap Cara Sahur yang Benar dan Manfaatnya Saat Pandemi Corona

Kompas.com - 26/04/2020, 03:50 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan 2020 telah tiba. Seluruh umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa.

Dalam Live Instagram bertajuk "Puasa Sehat di Tengah Pandemi Corona" yang diadakan oleh Kompas.com, Sabtu (25/4/2020); Dr dr Tan Shot Yen, M Hum membagikan cara sahur yang benar agar kita siap berpuasa 12-13 jam.

Dokter, filsuf dan ahli gizi komunitas berkata bahwa dalam makan sahur, kita sudah memiliki anjuran visual dari pemerintah yang disebut Isi Piringku.

Isi Piringku menganjurkan agar separuh piring hanya diisi dengan buah dan sayur.

Dokter Tan berkata bahwa pada masa pandemi virus corona ini, sayur dan buah sangat berguna karena kaya akan antioksidan.

Baca juga: Tubuh Lemas Saat Puasa, Ini Saran Asupan Makanan dari Ahli Gizi

"Katanya ingin antioksidan? Sayur dan buah antioksidannya tinggi," ujarnya.

Selain itu, sayur dan buah mengandung banyak serat, tepatnya serat yang tidak larut.

Dia menjelaskan bahwa ketika serta tidak larut sampai ke usus besar, maka serat akan menjadi prebiotik.

"Prebiotik itu akan meningkatkan probiotik Anda, memberikan probiotik makanan. Probiotik sekali lagi meningkatkan kekebalan tubuh Anda," katanya.

Lantas, bagaimana dengan separuh piring sisanya? Bagi dua lagi untuk karbohidrat dan lauk.

Baca juga: Puasa Kok Tubuh Jadi Lemas? Ini yang Terjadi dengan Tubuh Kita

Dokter Tan menegaskan bahwa karbohidrat yang terbaik bukanlah yang rafinasi atau karbohidrat yang diolah dengan proses yang panjang. Karbohidrat rafinasi misalnya roti, mie, kue, bakpau dan tepung-tepungan lainnya.

Menurut dia, Indonesia punya banyak sekali pilihan karbohidrat yang masih baik dan bukan rafinasi, mulai dari nasi merah, ubi, singkong, jagung hingga ganyong.

Sementara itu, untuk lauk, usahakan lauk yang tidak digoreng.

"Kenapa? karena minyak goreng itu juga rafinasi," katanya.

Lauk bisa diolah dengan berbagai macam cara yang tidak membutuhkan minyak goreng, mulai dari dibuat menjadi pepes, sop, soto, garang asam, pesmol dan lain sebagainya.

"Jadi, izinkah sahur itu sebagai semacam kaya 'You prepare yoursel' (Anda siapkan sendiri)," katanya.

Baca juga: Benarkah Puasa Bikin Awet Muda? Begini Kata Ahli

Adakah sahur yang simpel dan praktis?

Dokter Tan berkata bahwa sahur bisa jadi simpel dan praktis bila ada persiapan.

"Dunia ini enggak ada yang paling gampang. Tolong bedakan yang disebut hak kodrat dengan teknokrat," katanya.

Dia menjelaskan bahwa teknokrat itu memang mengejar yang tepat, cepat, akurat, efisien dan praktis. Sementara hak tubuh manusia adalah tentang kodrat yang mana di dalamnya tidak ada yang praktis.

Namun, Anda masih bisa mempermudah diri dalam menyiapkan sahur dengan membuat rencana, yaitu rencana makanan untuk seminggu.

Caranya dengan menentukan bahan utama yang akan diolah untuk seminggu, misalnya ayam untuk hari Senin, ikan untuk hari Selasa, telur untuk hari Rabu dan seterusnya.

Baca juga: Saat Puasa, Ahli Gizi Ingatkan Jangan Olahraga Sebelum Berbuka

Setelah itu, diskusikan bersama seluruh anggota rumah tangga lainnya mengenai bagaimana sebagaikan bahan-bahan utama tersebut diolah.

Dengan demikian, Anda bisa berbelanja ke pasar seminggu sekali atau berbelanja online untuk membeli semua kebutuhan dalam rencana.

Namun, jangan langsung memasukkan semua bahan makanan yang baru Anda beli ke dalam kulkas.

Begitu seluruh bahan makanan masuk dalam rumah, cuci tangan terlebih dahulu memakai sabun selama 20 detik dan mulailah berbenah.

Bila ada ayam, potong-potong terlebih dahulu. Bila ada ikan, bersihkan sisiknya. Untuk wortel, potong kecil-kecil.

Intinya, membuat seluruh bahan makanan siap untuk dimasak sebelum dimasukkan ke dalam wadah-wadah untuk diletakkan dalam kulkas.

Bahan-bahanan makanan ini dimasak pada siang hari untuk berbuka. Sisanya bisa dimakan untuk sahur.

"Jadi, sahur adalah lauknya yang dari tadi malam. Enggak masalah kok di-angetin," kata dokter Tan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com