Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katak ini Lahir dari Sperma Beku lewat Program Bayi Tabung, Kok Bisa?

Kompas.com - 22/04/2020, 17:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Kebun bintang beku selamatkan spesies

Kendati demikian, amfibi bukan satu-satunya spesies yang dapat mengambil manfaat dari teknologi IVF dan pembekuan sel sperma dan sel telur.

Teknik IVF adalah terapi hormon dan kriopreservasi yang semakin banyak digunakan sebagai alat untuk konservasi.

Di dunia yang cepat berubah, kebun bintang beku ini mungkin dapat menjadi tempat penyimpanan jaringan.

Harapannya, metode ini dapat meningkatkan jumlah atau menghidupkan kembali spesies yang telah punah di masa depan.

Gagasan untuk menciptakan kebun bintang beku pertama kali muncul tahun 1970-an. Saat itu, seorang ahli patologi medis, Kurt Benirschke mulai menanamkan sperma dan telur hewan di kebun bintang San Diego dengan cara yang sama seperti yang disimpan oleh gamet manusia.

Ketika Benisrschke mulai menabung materi genetik, tidak ada teknologi untuk memanfaatkannya, tetapi dia percaya bahwa penting untuk melanjutkan eksperimen tersebut.

Sekarang, biobank untuk spesies hewan, dari ikan, reptil, burung, keong hingga moluska mulai bermunculan di seluruh dunia.

Baca juga: Bayi Tabung, Upaya Peneliti Selamatkan 2 Badak Putih Utara Terakhir

Tempat penyimpanan kebun binatang beku di kebun binatang San Diego telah memiliki lebih dari 10.000 kultur sel dari hampir 1.000 spesies berbeda. Spesies itu sebagian besar terdiri dari mamalia, ada juga burung, reptil dan amfibi.

Sejauh ini, upaya konservasi hewan menggunakan IVF hanya dilakukan pada sekitar 10 spesies.

Akan tetapi, Kouba memperkirakan metode ini dapat dilakukan pada spesies yang jauh lebih luas pada dekade berikutnya.

Melalui teknik bayi tabung dan pembekuan sperma dan sel telur pada spesies-spesies yang hampir punah, dapat menjadi revolusi cara dalam mengelola satwa liar, terutama yang terancam punah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com