Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Vaksin, Sudah Ada Sejak 1.000 Tahun Lalu

Kompas.com - 17/04/2020, 19:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.comVaksin menjadi salah satu cara pencegahan penyakit yang paling efektif saat ini. Vaksin biasanya mengandung agen yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit, yang kerap dibuat dari mikroba yang dilemahkan atau mati.

World Health Organization (WHO) menyebutkan saat ini terdapat 25 vaksin yang memiliki izin dan berguna untuk pencegahan infeksi. Antara lain cacar, polio, campak, dan tetanus.

Baca juga: Ilmuwan Perancis Gunakan Vaksin Campak untuk Lawan Infeksi Corona

Sejarah mencatat, penggunaan vaksin secara medis dilakukan pada 1796. Adalah Edward Jenner, seorang dokter yang menggunakan spesimen penyakit cacar pada sapi (cowpox) untuk mencegah penyakit cacar air (smallpox).

Namun secara non-medis, vaksinasi sudah dilakukan sejak 1.000 tahun lalu.

Berawal dari China

Penelitian membuktikan praktek vaksin pertama dilakukan oleh bangsa China, sekitar tahun 1.000 Masehi. Pada saat itu mereka melakukan teknik inokulasi (memasukkan bakteri/ virus ked lam tubuh melalui luka atau alat yang digoreskan ke kulit).

Inokulasi dilakukan untuk memberikan kekebalan terhadap cacar air. Sejak itu, praktek yang sama dilakukan di Afrika dan Turki sebelum menyebar ke Eropa dan Amerika.

Namun, penggunaan vaksin pertama yang dilakukan secara medis baru tercatat pada 1796. Adalah Edward Jenner, ahli fisika asal Inggris yang menemukan cara untuk mencegah penyakit lewat mematikan bakteri atau virus penyakit tersebut.

Baca juga: Apakah Vaksin Lawas Bisa Cegah Infeksi Corona Covid-19?

Mengutip situs resmi Vaccine Safety Training dari WHO, Jumat (17/4/2020), Jenner menggunakan sampel dari cacar sapi untuk membuat imunitas cacar air pada manusia.

Selanjutnya, pada 1885 vaksin rabies ditemukan oleh Louis Pasteur. Ia juga menemukan beberapa vaksin seperti kolera dan anthrax. Hingga tahun 1930-an ditemukanlah vaksin difteri, tetanus, anthrax, kolera, tifus, juga tuberculosis/ TBC.

Pada pertengahan abad ke-20, pembuatan dan pengembangan vaksin semakin canggih. Metode untuk mengembangkan virus di laboratorium semakin beragam. Kemudian terciptalah vaksin-vaksin baru seperti polio, campak, mumps, dan rubella.

Baca juga: Kapan Vaksin Corona atau Covid-19 Siap Diedarkan?

Selama dua dekade terakhir, genetik molekuler semakin berkembang. Hal ini membawa banyak perubahan terhadap imunologi, mikrobiologi, studi genom, juga vaksinologi.

Lewat metode molekuler, terciptalah vaksin Hepatitis B dan Influenza yang masih digunakan sampai sekarang.

6 Vaksin Wajib untuk Bayi

Pada 1974, WHO meluncurkan Expanded Programme on Immunization (EPI). Program ini dilakukan dengan cara memberikan 6 vaksin sebelum anak berusia 1 tahun, untuk memastikan proteksi dari 6 jenis penyakit.

Keenam penyakit tersebut adalah tuberculosis, polio, difteri, pertussis, tetanus, dan campak.

Pada 1990, vaksinasi berhasil melindungi 80 persen anak di dunia dari keenam penyakit tersebut. Sejak itu, lebih banyak vaksin yang ditambahkan dalam program EPI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com