Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Kuat dari Opioid, Racun Laba-laba Bisa Jadi Obat Penghilang Rasa Sakit

Kompas.com - 16/04/2020, 20:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Sebagian besar orang tidak menyukai laba-laba, bahkan tak sedikit yang fobia pada arthropoda ini. Namun, siapa yang menyangka jika racun laba-laba jenis tarantula bermanfaat sebagai obat penghilang rasa sakit.

Para ilmuwan telah memodifikasi racun neurotoksik dari tarantula yang disebut sebagai Chinese Bird Spider atau Cyriopagopus schmidti.

Melansir Science Alert, Kamis (16/4/2020), racun tersebut dimodifikasi untuk menghasilkan protein yang bertindak sebagai penghilang rasa sakit yang sangat kuat.

Bahkan, diklaim efektivitas painkiller dari racun tarantula ini lebih kuat dari opioid, obat penghilang rasa sakit dari tanaman opium, seperti morfin.

Baca juga: Laba-laba Lady Gaga Matematika ini Warna Hijaunya Langka, Kenapa?

Sejauh ini, efektivitas racun ini sebagai opioid telah diuji pada tikus.

"Temuan kami berpotensi mengarah pada metode alternatif untuk mengobati rasa sakit tanpa efek samping dan mengurangi ketergantungan banyak orang pada opioid untuk menghilangkan rasa sakit," kata ahli biologi kimia Christina Schroeder dari University of Queensland di Australia.

Opioid selama ini dikenal sebagai satu-satunya obat penghilang rasa sakit yang digunakan dunia medis. Namun, obat yang berasal dari lateks poppy opium ini sangat adiktif dan dapat menyebabkan overdosis yang mematikan.

Baca juga: Spesies Baru Tarantula Ditemukan, Warna Kakinya Biru Toska

Pada tahun 2018, opioid menjadi penyebab 46.802 kematian akibat overdosis dan pemerintah Amerika Serikat menyebutnya sebagai krisis narkoba terburuk dalam sejarah negara ini.

Bahkan, ketika obat ini telah digunakan sesuai resep dokter. Namun, efek samping yang paling umum dapat menyebabkan pusing, mual, kantuk, sembelit hingga kesulitan bernafas.

Eksplorasi racun neurotoksik

Berbagai masalah akibat efek samping berbahaya dari opioid mendorong peneliti dan ilmuwan untuk mencari alternatif obat penghilang rasa sakit.

Penelitian kemudian mengarah pada eksplorasi racun neurotoksik dari ular, arakhnida dan bahkan siput laut.

Karakter racun ini adalah kemampuan memengaruhi sistem saraf dan sifatnya yang dapat memberi efek mati rasa, serta kelumpuhan.

Tanaman Poppy opium untuk membuat opioid, obat penghilang rasa sakit.SHUTTERSTOCK Tanaman Poppy opium untuk membuat opioid, obat penghilang rasa sakit.

Baca juga: Ketika Racun Laba-laba Mematikan Jadi Penyelamat Nyawa Penderita Stroke

Efek-efek tersebut yang coba dieksploitasi peneliti untuk menciptakan obat yang dapat menghilangkan rasa sakit begitu bagian yang mematikan dari racun tersebut diekstraksi atau dinetralkan.

Racun laba-laba Chinese Bird mengandung peptida yang juga telah dieksplorasi dan disebut dengan Huwentoxin-IV.

Racun tersebut dapat menghambat aktivasi saluran natrium tegangan yang diperlukan untuk mengalirkan ion natrium yang dapat memicu reseptor rasa sakit di sistem saraf.

Pada penelitian sebelumnya, menunjukkan peptida dapat dimanfaatkan untuk mengurangi rasa sakit pada tikus. Akan tetapi, selain efek pada saluran natrium, Schroeder dan timnya menunjukkan pentingnya membran sel dalam interaksi tersebut.

Baca juga: Jamur Ini Hasilkan Racun Laba-laba untuk Bunuh Nyamuk Malaria

Saat ini, para peneliti telah memanipulasi Huwentoxin-IV untuk meningkatkan afinitasnya terhadap membran sel.

"Studi kami menemukan, protein mini dalam racun tarantula dari laba-laba Chinese Bird, mengikat reseptor rasa sakit dalam tubuh," jelas Schroeder.

Penelitian yang telah dipublikasikan dalam Journal of Biological Chemistry ini diharapkan dapat menjadi alternatif obat penghilang rasa sakit yang aman dan tanpa ketergantungan seperti opioid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com