Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulainya Sama dengan AS dan Inggris, Kok Australia Bisa Tekan Corona?

Kompas.com - 16/04/2020, 13:47 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Amerika Serikat sekarang menjadi negara dengan kasus corona terbesar di dunia melebihi 612 ribu kasus dengan kematian hampir 26 ribu orang.

Inggris dilaporkan bisa menjadi negara dengan korban terbanyak di Eropa, sejauh ini sudah memiliki 93 ribu kasus, dengan 12 ribu orang meninggal.

Sementara di Australia hingga hari Rabu (15/04/2020), kasus virus corona positif telah menjangkit 6.400 orang, dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 63

Baik Amerika Serikat, Inggris dan Australia mengambil keputusan penting dalam menangani kasus corona ini dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu di minggu kedua bulan Maret.

Di Australia, sebagai negara dimana tradisi olahraga sudah mendarah daging dalam masyarakat, keputusan besar berkenaan dengan corona adalah ketika lomba balapan Formula Satu yang sedianya akan dilaksanakan di Albert Park lalu dibatalkan.

Baca juga: Wabah Corona, Ini Cara Korea Selatan Cegah Penimbunan Masker

Balapan F1 dibatalkan di hari Jumat (13/3/2020), meski para pembalap dari penjuru dunia sudah tiba di Melbourne untuk menjalani sesi latihan yang rencananya dihadiri oleh penonton.

Sebelumnya, baik pemerintah negara bagian Victoria maupun panitia penyelenggara masih bersikeras bahwa balapan tersebut akan berlangsung sesuai dengan rencana.

Di hari yang sama, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan seluruh penerbangan dari Eropa ke negaranya akan dilarang selama satu bulan.

Di Inggris, lomba pacuan kuda Chelthemham masih digelar di hari Jumat tersebut, yang dihadiri oleh sekitar 250 ribu orang, kemudian pada tanggal 17 Maret PM Inggris Boris Johnson mengumumkan larangan bepergian ke luar negeri.

Saat itu, China masih dalam karantina total, dengan keadaan di Italia semakin memburuk, namun AS, Inggris dan Australia baru mulai dengan serius melakukan berbagai langkah untuk menangani virus corona.

Namun 4 minggu setelah itu, kondisi ketiga negara terkait virus corona sangat berbeda.

Amerika Serikat dan Inggris berada di kelompok yang sama, dengan angka penularan virus corona melonjak tinggi, sedangkan di Australia, pemerintahnya sudah berbicara mengenai keberhasilan menahan laju penularan.

Baca juga: Tanpa Lockdown, Apa Rahasia Korea Selatan Sukses Tangani Corona?

Hampir 'kecolongan' dengan kasus dari Amerika Serikat dan Iran

Ketika China menutup diri dengan menerapkan 'lockdown' di Wuhan, kota virus corona berasal, tanggal 23 Januari lalu, Australia menghentikan perjalanan dari China pada tanggal 1 Februari.

Ketika itu, larangan perjalanan seperti ini masih dianggap sebagai tindak berlebihan baik oleh China maupun oleh negara lain.

Penerbangan dari negara lain masih dibolehkan karena saat itu virus corona dianggap menjadi masalah yang hanya terjadi di China saja.

Australia kemudian menyadari adanya warga yang kembali dari Amerika Serikat dan Iran, yang kemudian dinyatakan positif tertular virus corona.

Ketika itu di Amerika Serikat dan Iran, belum ada tanda-tanda wabah sudah terjadi.

Peningkatan angka COVID-19 di Australia juga berasal dari berbagai kapal pesiar yang sedang keliling dunia.

Liburan dengan kapal pesiar merupakan salah satu liburan yang populer dilakukan oleh warga lanjut usia, termasuk dari Australia.

Mereka termasuk dalam golongan usia yang sangat rentan bila terjangkit virus corona.

Baru setelah muncul berbagai kasus corona dari ketiga sumber tersebut, yakni perjalanan dari AS, Iran dan kapal pesiar, Australia kemudian menerapkan aturan bagi mereka yang tiba dari luar negeri harus menjalani karantina selama 14 hari di rumah masing-masing.

Baca juga: Mengapa AS Memiliki Kasus Corona Terbanyak, Melebihi China?

Koordinasi dengan Premier negara bagian dalam kabinet nasional

Di minggu ketiga Maret, Perdana Menteri Scott Morrison menyadari betapa seriusnya masalah virus corona, kemudian menggelar pertemuan kabinet nasional yang berisi para menteri dalam jajaran kabinetnya ditambah seluruh kepala negara bagian, atau premier.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com