Sebagai tes serologis, pendekatan ini berbeda dengan skrining atau pemindaian yang digunakan untuk mendiagnosis pasien yang diduga terinfeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Di mana sekresi pernapasan diambil dari dalam saluran hidung seseorang untuk menemukan bahan genetik dari virus corona baru, SARS-CoV-2.
Baca juga: Indonesia Belum Sampai Puncak Pandemi Corona, Ahli Ingatkan Gelombang Kedua
Dr. Montine mengatakan tim memiliki persediaan yang cukup untuk menjalankan tes selama enam bulan. Sayangnya, mereka masih terkendala mesin yang dimiliki saat ini dalam menjalankan tes tersebut.
"Pada akhirnya, kami bercita-cita untuk memberikan pengujian serologis kepada sebanyak mungkin orang di California Utara," sambung dia.
Komisioner Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Dr. Stephen Hahn mengatakan agensi mengeluarkan kebijakan pada bulan Maret lalu.
Baca juga: Kucing Lebih Rentan Terinfeksi Corona Covid-19, Ini Langkah Kurangi Risiko Penularannya
Kebijakan itu dikeluarkan untuk memungkinkan pengembangan tes serologis tertentu untuk mulai memasarkan atau menggunakan tes tersebut.
Namun, itu dapat dilakukan setelah evaluasi akurasi yang menyatakan tes untuk penggunaan plasma darah pasien Covid-19 yang sembuh memang dapat diandalkan sebagai terapi terhadap infeksi virus corona baru, SARS-CoV-2.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.