KOMPAS.com - Dalam sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti menunjukkan virus corona yang beredar di New York, Amerika Serikat dibawa oleh para turis, terutama dari Eropa, bukan Asia.
Melansir New York Times, Kamis (9/4/2020), beberapa minggu sebelum kasus pertama dikonfirmasi, banyak wisatawan Eropa yang datang membawa virus yang menyebabkan Covid-19.
"Mayoritas jelas orang Eropa," kata Harm van Bakel, ahli genetika School of Medicine di Mount Sinai, salah satu penulis penelitian ini.
Sementara itu, tim peneliti dari NYU Grossman School of Medical menyimpulkan hipotesa yang mirip, meskipun mempelajari kelompok kasus yang berbeda.
Baca juga: Fase Baru Virus Corona di Amerika Tidak Terdeteksi, Ahli Peringatkan
Kedua tim peneliti ini menganalisis genom dari virus corona yang diambil di New York mulai pertengahan Maret lalu.
Hasil penelitian mengungkapkan penyebaran virus corona, SARS-CoV-2 sebelumnya tersembunyi mungkin dapat terdeteksi, apabila program pengujian dilakukan secara agresif.
Pada 31 Januari, Presiden Donald Trump melarang warga negara asing memasuki Amerika Serikat, jika sebelumnya mereka berada di China selama dua minggu.
Kemudian pada akhir Februari, Italia mengumumkan lockdown dan menutup sejumlah kota penting di negara tersebut.
Baca juga: Jangan Tolak Jenazah Pasien Covid-19, Corona Tidak Menyebar di Tanah
Pada 11 Maret, Trump mengatakan akan memblokir pelancong dari sebagian besar negara di Eropa.
Dr. Adriana Heguy, seorang anggota tim peneliti dari NYU dan Dr. van Bakel adalah anggota perhimpunan para sejarawan virus internasional.
Mereka menemukan sejarah wabah dengan meneliti petunjuk yang tertanam dalam materi genetik virus yang diambil dari ribuan pasien.
Virus menyerang sel dan mengambil alih mesin molekulernya, yang kemudian menyebabkan munculnya virus baru.
Prosesnya sangat cepat, sehingga virus baru dapat memperoleh mutasi baru yang tidak ada pada leluhur mereka.
Jika virus baru berhasil melarikan diri dari inangnya dan menginfeksi orang lain, maka keturunannya akan mewarisi mutasi itu.
Pelacakan mutasi virus menuntut pengurutan semua materi genetik dalam virus yakni genom virus.
Baca juga: Analisis Genom Buktikan Covid-19 Gabungan dari Dua Virus