Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Ozon Raksasa Langka Tiba-tiba Terbentuk di Kutub Utara, Ada Apa?

Kompas.com - 09/04/2020, 12:34 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah lubang langka tiba-tiba terbentuk di lapisan ozon Arktik selama beberapa hari belakangan.

Dipantau dari luar angkasa dan Bumi, lubang tersebut kini telah mencapai dimensi ukuran yang luar biasa dan tidak pernah terlihat sebelumnya.

Menurut Paul Newman selaku kepala peneliti bidang Ilmu Bumi di Goddard Space Flight Center milik NASA, terbentuknya lubang langka ini disebabkan oleh suhu dingin yang terus menerus di wilayah kutub dan dinamika ozon yang kelewat tenang.

"Ini adalah peristiwa yang tidak biasa. Selalu ada penipisan ozon di Arktik setiap tahun, tetapi 2020 ini lebih ekstrem dari biasanya," ujar Newman kepada NBC, Rabu (8/4/2020).

Baca juga: Kutub Utara Mencair, Muncul 5 Pulau Baru yang Sebelumnya Tiada

Untuk diketahui, lapisan ozon melindungi permukaan Bumi dan seluruh isinya dari rdiasi ultraviolet matahari yang berbahaya.

Penggunaan bahan kimia buatan manusia yang disebut klorofluorokarbon selama seabad terakhir ini telah merusak lapisan ozon dan membuatnya menipis atau bahkan berlubang-lubang di berbagai lokasi.

Kondisi lantas menjadi semakin buruk ketika suhu yang sangat rendah menyebabkan formasi awan stratosfer di atas Arktik.

Pasalnya, tipe awan ini memberikan permukaan yang cukup tinggi untuk terjadinya reaksi kimiawi yang melepaskan zat-zat penghancur ozon, seperti klorin dan bromin, di atmosfer.

Baca juga: Pemanasan Global Ancam Lapisan Tanah Beku Kutub Utara, Ini Penyebabnya

Newman juga berkata bahwa faktor lain yang menyebabkan terbentuknya lubang ini adalah kurangnya pencampuran ozon di stratosfer pada tahun ini.

Biasanya, sistem cuaca bisa menghasilkan gelombang atmosfer besar yang melewati atmosfer tinggi ke rendah, dan mencampurkan ozon di stratosfer. Namun, atmosfer di Arktik pada tahun ini tidak biasa dan sangat tenang.

Dia pun berkata bahwa hingga saat ini, para ilmuwan belum mengetahui penyebab pencampuran di atmosfer melambat, tetapi fenomena ini kemungkinan besar adalah faktor kunci yang membuat lapisan ozon di Arktik menipis.

Vincent-Henri Peuch, direktur Layanan Monitoring Atmosfer Copernicus, juga mengungkapkan hal senada kepada Guardian, Selasa (7/4/2020).

Baca juga: Ancaman Makin Nyata, Mikroplastik Telah Mencemari Kutub Utara

Dia berkata bahwa lubang ini tidak ada hubungannya dengan social distancing akibat Covid-19 yang telah mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca secara drastis belakangan ini.

Telalu cepat juga untuk menentukan apakah pusaran kutub Arktik yang kelewat stabil ini ada hubungannya dengan krisis iklim atau sekadar bagian dari cuaca stratosfer normal yang bervariabel.

Untungnya, pembentukan lubang yang tidak biasa ini diprediksi tidak akan membahayakan manusia, kecuali jika ia bergerak ke selatan hingga mencapai area padat penduduk.

Jika sampai ke Greenland, misalnya, risiko terbakar sinar matahari akan meningkat.

Namun, para ahli memprediksi bahwa lubang ini akan menghilang dalam beberapa hari ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com