Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2020, 07:07 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG,AFP

KOMPAS.com - Perburuan liar serta hilangnya habitat menjadi ancaman bagi populasi orangutan Indonesia.

Tak cukup itu saja, pandemi virus corona SARS-CoV-2 juga disebut sebagai ancaman mematikan bagi spesies yang terancam punah ini.

Ancaman itu muncul mengingat 97 persen DNA orangutan mirip dengan manusia.

Hingga saat ini, belum ada kasus penularan virus corona yang dikonfirmasi dari manusia ke primata.

Baca juga: Misteri Kera Raksasa Setinggi 3 Meter Terkuak, Masih Kerabat Orangutan

Demi mencegah penularan tersebut, pusat rehabilitasi orangutan di Kalimantan tak mau ambil risiko.

Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation pun mengambil langkah pencegahan dengan menutup pusat rehabilitasi orangutan dari para pengunjung.

Selain itu, staf yang bekerja di BOS Foundation juga diminta untuk meningkatkan tindakan pencegahan terhadap orangutan dengan memakai masker dan sarung tangan pelindung.

"Belum ada kasus penularan langsung yang dikonfirmasi, tetapi memunculkan masalah lain seperti terbatasnya masker serta persediaan disinfektan untuk para staff," ungkap Agus Irwanto, dokter hewan BOS Foundation, dilansir phys.org, Sabtu (4/4/2020).

Agus mengatakan, tidak ada banyak perubahan terkait kehidupan para orangutan saat muncul pandemi Covid-19 dengan sebelumnya.

Kekhawatiran terjadinya transmisi dari manusia ke orangutan di dunia

Kekhawatiran terjadinya transmisi virus corona dari manusia ke primata tak terbatas di tanah air saja.

Perancis juga mengambil tindakan pencegahan di kebun binatang dengan menjaga jarak para staff dari primata seperti gorila dan simpanse.

Tindakan antisipasi serupa juga dilakukan oleh Gabon, Afrika yang menjadi habitat bagi gorila dan simpanse.

Otoritas setempat melarang turis untuk datang berkunjung mengikuti kekhawatiran jika kera-kera besar tersebut akan terinfeksi virus.

Sebelumnya, epidemi ebola juga turut membunuh gorila serta simpanse di wilayah tersebut.

Baca juga: Tahun 2019, Populasi Orangutan Kalimantan Semakin Kritis

"Kami telah memutuskan untuk menutup kegiatan wisata untuk mengindari risiko penularan dari manusia ke hewan. Virus Corona merupakan virus yang baru sehingga manusia yang berhubungan dengan gorila dapat menimbulkan ancaman," kata Christian Tchemambela, perwakilan dari Badan Nasional untuk Taman Nasional Gabon, dilansir AFP (16/3/2020).

Hampir 80 persen wilayah Gabon merupakan hutan. Beberapa tahun terakhir berbagai program berhubungan dengan primata dibuat untuk menarik wisatawan dan pembiayaan bagi perlindungan satwa liar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber PHYSORG,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com