Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Teknologi PCR Temuan Mullis untuk Hadapi Corona

Kompas.com - 02/04/2020, 19:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Teknologi polymerase chain reaction (PCR) yang ditemukan Kary Mullis pada era 1980an, tak disangka kini menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi global virus corona.

PCR tes dinilai menjadi teknik pengujian sampel virus paling efektif yang sangat diperlukan untuk menghadapi wabah virus corona, SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Teknologi yang ditemukan ahli biokimia asal Amerika ini berhasil mengubah dunia dan berpengaruh besar terhadap penelitian sains.

Para peneliti tidak lagi bersusah payah mengkloning, mengidentifikasi dan mengisolasi potongan-potongan DNA sebelum mempelajarinya.

Baca juga: Tes PCR untuk Virus Corona, Benarkah Lebih Efektif Deteksi Covid-19?

Sebab, seperti melansir, The Scientist, Kamis (2/4/2020) Mullis adalah seorang ahli kimia DNA di Cetus Corporations.

Pada musim semi 1983, ide tentang teknik pengujian DNA itu muncul kali pertama saat dia merenungkan tentang uji diagnostik klinis yang sedang dikembangkannya.

Uji diagnostik itu didasarkan pada strategi sekuensing dideoxynucleotide berbasis Frederick Sanger.

Tujuannya adalah menggunakan DNA polimerase dan memasangkan oligonukleotida primer untuk membaca nukleotida tunggal dalam DNA manusia yang terletak di antara keduanya. Teknik ini secara efektif menjadi tes awal untuk varian genetik.

Baca juga: Kasus Corona Bertambah, Tes Rapid PCR Bisa Lebih Dini Temukan Pasien

Mullis memikirkan strategi dengan mencampur kedua primer dengan DNA genom terdenaturasi, untuk mengujinya pada sampel manusia.

Metode sekuensing DNA Sanger dikembangkannya menjadi teknik baru, dengan menambahkan primer kedua dalam rantai berlawanan.

Mullis kemudian menyadari dengan penggunaan DNA polimerase berulang akan memicu reaksi berantai yang akan memperkuat segmen DNA tertentu, sehingga pada akhirnya ini menjadi bagian dari teknologi yang disebutnya sebagai PCR tes.

Menurut NCBI, teknologi pengujian DNA dalam bidang biologi molekular ini merupakan uji enzimatik yang sederhana, yang memungkinkan untuk pengembangan fragmen DNA secara spesifik dari sekumpulan DNA yang kompleks.

"PCR memungkinkan Anda memilih potongan DNA yang Anda minati dan memiliki sebanyak yang Anda inginkan," tulis Mullis dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1990, dikutip NCBI.

PCR tes yang kini menjadi tes utama untuk menyatakan seseorang positif terinfeksi virus corona, SARS-CoV-2, ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber DNA.

Di antaranya dapat diambil dari berbagai jaringan dan organisme. Termasuk diambil dari sampel periferal darah, kulit, rambut, air liur dan mikroba.

Baca juga: Ilmuwan AS Kembangkan Tes Darah Deteksi Antibodi terhadap Virus Corona

Hanya sejumlah jejak DNA yang dibutuhkan untuk tes PCR ini untuk menghasilkan salinan yang cukup untuk dianalisis menggunakan metode laboratorium konvensional.

Oleh sebab itu, tes PCR menjadi pengujian yang dinilai paling sensitif dan efektif untuk digunakan.

Terutama di masa pandemi virus corona yang telah menginfeksi ratusan ribu orang di seluruh dunia, tes PCR menjadi pengujian yang tepat untuk dilakukan dalam upaya pencegahan penularan infeksi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com