Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2020, 19:04 WIB
Monika Novena,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puncak Llullaillaco merupakan gunung berapi aktif tertinggi di dunia yang terletak di perbatasan Argentina dan Chili. Dengan ketinggian sekitar 6.705 mdpl, Puncak Llullaillaco juga merupakan salah satu tempat terkering di dunia.

Kondisi lingkungan yang ektrem itu membuat tak banyak mahluk hidup yang bisa ditemui di tempat ini, bahkan tumbuhan sekalipun.

Namun bulan Februari lalu peneliti dibuat kaget. Pasalnya mereka menemukan spesies tikus dengan nama latin Phyllotis xanthopygus berlari-lari di sekitar puncak gunung berapi.

Baca juga: Ilmuwan Sukses Gunakan Sel Punca untuk Sembuhkan Diabetes pada Tikus

Temuan ini pun memecahkan rekor dunia sebagai tempat tertinggi yang dapat dicapai oleh mamalia. Penelitian yang diterbitkan di bioRxiv menyebut jika tikus bertelinga kekuning-kuningan bukanlah tikus rumah yang biasa kita temukan.

Berdasarkan Jay Storz, penulis utama studi sekaligus penelti dari University of Nebraska, Phyllotis xanthopygus umumnya ditemukan di wilayah sekitar permukaan laut.

"Sekarang kita tahu mereka juga menjelajah di dataran tinggi. Jelas mahluk kecil yang sangat mudah beradaptasi," kata Storz, seperti dikutip dari Popular Science, Selasa (31/3/2020).

Baca juga: Tim Peneliti Inggris Mulai Pengujian Vaksin Virus Corona pada Tikus

Lebih lanjut, Storz mengaku terkejut karena Phyllotis xanthopygus adalah hewan berdarah panas sehingga memiliki tingkat metabolisme yang sangat tinggi dan kehilangan panas dengan sangat cepat.

Untuk bertahan hidup pada ketinggian seperti itu, tikus-tikus harus banyak makan dan bernapas untuk mempertahankan suhu tubuh mereka.

Baca juga: Tikus Super Dikirimkan ke Stasiun Luar Angkasa, Buat Apa?

Langkah selanjutnya, peneliti akan menyelidiki apa yang membuat tikus Phyllotis xanthopygus berbeda dari satwa liar lain yang hidup di dataran tinggi.

Sebab kawanan unta, rubah, puma, dan beberapa jenis burung saja hanya hidup pada ketinggian sekitar 4000 meter dari permukaan laut.

"Tidak ada yang menyangka Phyllotis xanthopygus hidup di ketinggian yang ektrem. Mungkin kita benar-benar meremehkan batas dan tolerensi fisiologis banyak hewan," papar Storz.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com