Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2020, 18:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Vox


KOMPAS.com - Wabah virus corona telah menjadi pandemi global, telah memaksa masyarakat untuk melakukan physical distancing di rumah.

Seluruh aktivitas yang biasa dikerjakan di luar rumah, seperti bekerja dan belajar sementara harus dilakukan di dalam rumah, serta pembatasan keluar rumah meski hanya sekadar berbelanja kebutuhan pokok.

Dalam situasi demikian, pasti tetap ada barang-barang yang masuk ke dalam rumah. Membersihkan barang-barang dari luar yang masuk ke rumah, ternyata tidak serumit yang Anda kira.

Mungkin sulit untuk memilah-milah informasi yang terkadang saling bertentangan, terkait pembersihan dan desinfektan yang dapat digunakan untuk melakukan pencegahan penyebaran virus corona.

Baca juga: Angka Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Tinggi, Apa Sebabnya?

Misalnya saat menerima paket makanan, haruskah bahan makanan diberi desinfektan? Atau bagaimana dengan paket dan barang pengiriman lainnya?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyebaran virus terutama dari orang ke orang. Di antaranya penyebaran melalui orang yang berada dalam kontak dekat satu sama lain, dalam jarak sekitar 2 meter.

Selain itu, melalui tetesan pernapasan (droplet) yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi Covid-19 mengalami batuk atau bersin.

Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang ada di dekatnya. Bahkan, mungkin terhirup ke dalam paru-paru saat bernapas.

Baca juga: Teori Konspirasi Virus Corona Masalah Serius, Bisa Bahayakan Nyawa

Oleh karena itu, mengapa para ahli benar-benar menekankan pentingnya jarak sosial, mencuci tangan dan membersihkan area bersentuhan tinggi secara teratur sebagai langkah mencegah penyebaran virus corona, SARS-CoV-2.

Termasuk area-area dengan sentuhan tinggi, seperti gagang pintu, furnitur, perabot rumah, meja, kursi, sofa, sakelar lampu, keran air hingga perlengkapan mandi, makeup serta berbagai tas.

Area dengan intensitas sentuhan yang tinggi dapat menimbulkan risiko penularan yang lebih tinggi.

Area-area tersebut maka sangat perlu dibersihkan dan didesinfektan secara teratur dengan produk yang sesuai dengan jenis bahan, serta terdaftar dalam Environmental Protection Agency’s (EPA), serta Desinfektan untuk Penggunaan terhadap SARS-CoV-2.

Namun demikian, masih banyak masyarakat yang bingung dan takut dalam menangani pembersihan barang dari luar rumah. Seperti barang belanjaan, surat dan barang-barang pengiriman lainnya.

Inilah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang barang-barang dari luar saat dibawa masuk ke dalam rumah.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Pemutih Baju sebagai Disinfektan

Penularan virus pada bahan makanan

Penularan virus corona melalui makanan dan kemasan makanan mungkin paling banyak dikhawatirkan masyarakat selama ini.

Namun, berita baiknya, bahan makanan memiliki risiko rendah dalam penularan virus corona.

Faktanya, risiko terbesar yang berhubungan dengan bahan makanan adalah kontak dengan orang lain dan dengan area sentuhan tinggi, seperti keranjang belanja.

Oleh karena itu, penting untuk selalu mempraktikkan jarak sosial yang sesuai saat berada di toko, menghindari menyentuh wajah dan mencuci tangan seusai kembali dari pasar.

Baca juga: Panduan Mencegah Virus Corona di Transportasi Publik dan Tempat Ibadah

Pedoman US Food & Drug Administration’s (FDA) tentang keamanan makanan dan virus corona tidak termasuk disinfektan untuk bahan makanan yang mudah rusak dan tidak mudah busuk.

Dalam sebuah pernyataan pada 24 Maret lalu, Frank Yiannas, Wakil komisaris FDA mengatakan tidak ada bukti makanan manusia atau hewan atau kemasan makanan yang terkait dengan penularan virus corona penyebab Covid-19

Melansir Vox, Minggu (29/3/2020), FDA mencatat, ada kemungkinan seseorang dapat terkena Covid-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka. Akan tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus corona.

Don Schaffner, seorang profesor mikrobiologi makanan di Rutgers School of Environmental and Biological Sciences dan pembawa podcast Food Safety Talk and Risky or Not?, menggemakan rekomendasi FDA mengenai penanganan makanan.

“Saya tidak merekomendasikan untuk mendesinfeksi kumanmu. Ini sepertinya terlalu berhati-hati. Kami tidak tahu ada kasus Covid-19 yang ditularkan oleh makanan, atau kasus yang ditularkan oleh kemasan makanan," ungkap Schaffner.

Namun, dia tetap merekomendasikan mencuci tangan setelah kembali dari toko kelontong.

Penggunaan produk pembersih

Menurut Schaffner, bahan makanan yang tahan lama tidak perlu didesinfektan sebelum digunakan, tetapi untuk produk makanan segar harus selalu dicuci dengan air.

Kendati demikian, Schaffner tidak merekomendasikan sabun untuk mencuci bahan makanan segar. Menurut dia, sabun dirancang untuk digunakan pada piring atau tangan.

Jika dikonsumsi secara tidak sengaja, maka dapat menyebabkan mual, muntah dan diare.

Schaffner lebih menyarankan untuk fokus membersihkan tangan dengan mencuci tangan, dan tidak merekomendasikan penggunaan produk pemutih atau Lysol pada makanan.

"Lysol dirancang untuk permukaan dan bukan untuk makanan, jadi tidak bisa menyemprot bahan ini ke tomat, karena bisa saja beracun. Pemutih juga dapat merusak tangan, mulut, karpet, dan lain-lain. Jadi saya khawatir tentang konsekuensinya jika digunakan dengan mengabaikan risikonya," jelas Schaffner.

Bersihkan tas belanja

Tas belanja yang dapat digunakan kembali, dianggap sebagai barang yang bersentuhan tinggi.

Jadi harus selalu sering dibersihkan, setidaknya seminggu sekali, untuk memastikan tas ini bebas dari bakteri yang dapat menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh makanan.

Tas belanja dari nilon dan kapas dapat dicuci dengan mesin di dalam air dingin dan dikeringkan di udara. Sedangkan kantong belanja yang tidak bisa dicuci, dapat disemprot dengan antibakteri.

Cairan antibakteri ini tetap harus merujuk Desinfektan untuk Penggunaan terhadap SARS-CoV-2 yang memenuhi kriteria EPA dalam melawan virus corona.

Pengiriman dan pengambilan makanan

Tindakan pencegahan paling berdampak saat Anda memesan layanan antar makanan, adalah menghindari kontak langsung dengan kurir.

Jika memungkinkan, pilih layanan yang menawarkan pengiriman tanpa kontak. Kecanggihan teknologi saat ini, telah menawarkan berbagai aplikasi pengiriman dengan opsi pengiriman tanpa kontak.

Saat melakukan pemesanan, baik lewat telepon atau via aplikasi, Anda dapat meminta agar barang yang dikirim dapat ditinggalkan di tangga, serambi atau pagar di luar rumah.

Jika Anda mengambil bungkus makanan di restoran, praktikkan jarak sosial yang sesuai dengan karyawan restoran dan pelanggan lainnya.

Meskipun risiko penularan dari sistem pembayaran diyakini jauh lebih rendah, namun jika memungkinkan dapat menggunakan pembayaran non tunai untuk menghindari kontaminasi silang.

Risiko penularan virus corona melalui kemasan sangat rendah, seperti dari kantong kertas, kantong plastik atau kotak kardus.

Baca juga: Virus Corona Paling Menular di Minggu Pertama Gejala, Ini Penjelasannya

Namun Schaffner tetap menyarankan untuk selalu mencuci tangan setelah menerima paket atau kemasan makanan yang diantar.

Jika Anda khawatir kontaminasi pada kantong bungkus atau wadah, maka ini langkah yang bisa dilakukan:

  • Tempatkan kantong pengiriman dan wadah di wastafel, daripada diletakkan pada meja.
  • Pindahkan makanan dari kemasan pembungkus ke piring.
  • Buang semua kantong pengiriman, kotak dan wadah pengambilan di tempat sampah.
  • Cuci tangan Anda sebelum makan.
  • Bersihkan wastafel setelah makan menggunakan produk desinfektan.

Halaman:
Sumber Vox
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com