Jika sakit kepala Anda disertai dengan demam atau tekanan di wajah, mungkin itu adalah gejala sinus.
Baca juga: Kerap Sakit Kepala Setelah Makan? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Jenis ini hampir mirip dengan sakit kepala jenis lainnya, namun jenis ini tidak terlalu umum.
4. Serangan tersentak, tajam, dan seperti sengatan listrik
Hal-hal tersebut merupakan gejala neuralgia oksipital dan biasanya hanya terjadi beberapa menit atau detik. Ini merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh saraf terjepit atau rusak yang membentang dari sumsum tulang belakang ke kulit kepala Anda.
5. Serangan tiba-tiba seperti disambar petir
Stroke, aneurisma, atau perdarahan akan terasa seperti "disambar petir" yang sangat menyakitkan. Jika Anda merasa seperti, segeralah minta bantuan medis.
Akan tetapi, jika rasa sakitnya tidak datang tiba-tiba dan tidak menyebabkan sakit yang parah, kemungkinan itu hanya sakit kepala biasa.
Untuk sakit kepala biasa dan migrain, obat yang biasa dijual bebas atau obat OTC (over the counter) yang mengandung asetaminofen, aspirin, atau ibuprofen bisa membantu meringankan sakit yang Anda rasakan.
Namun, migrain dan sakit kepala sebelah yang berulang atau menyebabkan rasa sakit yang parah lebih sulit untuk ditangani. Jika obat OTC tidak bekerja dengan baik, diskusikan dengan dokter Anda mengenai resep obat yang lebih kuat dan pencegahannya.
Perlu Anda ingat bahwa mengonsumsi obat OTC dalam jangka panjang dapat membuat Anda merasakan sakit kepala yang berlebihan.
Obat pereda rasa sakit, dekongestan, dan antihistamin mungkin dapat meringkankan sakit kepala yang disebabkan oleh sinus. Namun, obat-obatan ini juga dapat menyebabkan efek samping yaitu infeksi.
Untuk rasa sakit yang disebabkan nyeri saraf atau penyakit autoimun, Anda harus mendiskusikannya dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.