Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa AS Memiliki Kasus Corona Terbanyak, Melebihi China?

Kompas.com - 27/03/2020, 13:08 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

“Beberapa agenda bahkan dilakukan juga, Oscars misalnya,” tambahnya.

Usai virus corona mewabah ke berbagai penjuru dunia, bahkan Amerika Serikat dinilai tidak siap dalam hal sistem medis dan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes).

Padahal, AS memiliki The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang menjadi insititusi medis terbaik dunia. Para dokter CDC telah memiliki andil dalam mewabahnya Ebola, Zika, dan beberapa penyakit lainnya.

“Namun CDC tampak diam. Direkturnya, Dr Robert Redfield, bahkan hampir tak terlihat,” tutur Rasmussen.

Kegagalan lainnya

Dr Anthony Fauci, juru bicara Gedung Putih untuk kasus Covid-19, menyebutkan dengan jelas bahwa pengujian kasus corona di AS menunjukkan failure atau kegagalan.

Melansir The Guardian, kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah kesalahan CDC dalam menyusun urutan pengujian, berujung pada penafsiran material yang salah.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Tes Imunitas Corona, Apa Fungsinya?

Hal yang terjadi selanjutnya adalah bottleneck, dengan seluruh negara bagian harus mengirimkan sampel ke kantor pusat CDC di Atlanta. Banyaknya sampel ini membuat hasil tes keluar lebih lama.

Pemerintah pusat juga memiliki kontrol besar. Pemerintah AS tidak mengizinkan laboratorium swasta untuk melakukan pengujian. Kriteria untuk pengujian dibuat sangat sulit.

Saat ini, sekitar 160 juta warga Amerika mulai dari California hingga New York dihimbau untuk tinggal di rumah. Sekolah, restoran, dan bar ditutup.

Baca juga: Virus Corona Paling Menular di Minggu Pertama Gejala, Ini Penjelasannya

“Kami adalah episenter global baru penyakit ini,” tutur Dr Sara Keller, Spesialis Penyakit Menular di Johns Hopkins Medicine.

Saat ini, yang bisa dilakukan orang Amerika adalah tetap di rumah selama mungkin.

“Sementara itu pemerintah harus memproduksi lebih banyak APD, alat pengujian, dan ventilator untuk rumah sakit,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com