Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Kanker Tenggorokan: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan

Kompas.com - 26/03/2020, 08:57 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB, ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo, meninggal dunia dalam usia 77 tahun.

Jokowi mengtakan, sang ibunda meninggal setelah menjalani perawatan karena sakit kanker.

"Tadi sore pada pukul 16.45 WIB berpulang kehadirat Allah SWT ibunda kami, Bu Sujiatmi Notomiharjo, yang kita tahu bahwa ibu sudah empat tahun menderita sakit, yaitu kanker," kata Jokowi, di Solo, Jawa Tengah, Rabu malam.

Sebelum dirawat di RST Slamet Riyadi Solo, Sujiatmi pernah dirawat di RSPAD Gatot Subroto.

"Kita semuanya sudah berusaha, berikhtiar, berobat utamanya di RSPAD Gatot Subroto tapi memang Allah sudah menghendaki," kata Jokowi.

Belakangan diketahui, Sujiatmi sudah lama mengidap kanker tenggorokan.

Baca juga: Jokowi: Ibu Sudah 4 Tahun Menderita Sakit Kanker

Serba-serbi kanker tenggorokan

Kanker tenggorokan dan jenisnya

Dikutip dari SehatQ, kanker tenggorokan mengacu pada kanker yang berkembang di tenggorokan (faring), kotak suara (laring) atau amandel.

Kanker tenggorokan paling sering dimulai pada sel-sel datar yang melapisi bagian dalam tenggorokan.

Bagian lain yang rentan terkena kanker tenggorokan adalah kotak suara yang berada di bawah tenggorokan, tulang rawan (epiglotis) yang berfungsi sebagai penutup untuk batang tenggorokan, serta amandel yang terletak di belakang tenggorokan.

Secara garis besar, ada dua jenis kanker tenggorokan, di antaranya adalah kanker faring dan kanker laring.

Kanker faring adalah kanker yang terletak pada saluran yang menghubungkan hidung ke tenggorokan.

Sedangkan kanker laring terletak di bagian bawah tenggorokan (berisi pita suara).

Gejala

Gejala yang ditimbulkan oleh kanker tenggorokan adalah:

  • Batuk
  • Perubahan suara, seperti serak atau tidak dapat berbicara dengan jelas
  • Kesulitan menelan
  • Nyeri telinga
  • Benjolan atau luka yang tidak sembuh
  • Sakit tenggorokan
  • Berat badan yang turun drastis

Penyebab

Seseorang berisiko terkena kanker tenggorokan ketika ada perubahan gen (mutasi) dalam sel di tenggorokannya.

Mutasi tersebut mengakibatkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.

Tidak ada penyebab pasti yang menyebabkan perubahan ini. Tetapi ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya mutasi tersebut. Di antaranya adalah:

  • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan yang menahun
  • Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), kondisi kronis di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus).
  • Jenis kelamin. Berdasarkan penelitian, risiko kanker tenggorokan lebih tinggi pada pria dibanding wanita
  • Human Papilloma Virus (HPV) yang biasanya ditularkan melalui aktivitas seksual.
  • Kurang asupan buah dan sayur.

Ilustrasi sakit tenggorokan Ilustrasi sakit tenggorokan

Diagnosis

Untuk mendiagnosis kanker tenggorokan, dokter akan merekomendasikan:

  • Pemeriksaan dengan alat khusus yang disebut endoskop untuk melihat lebih dekat kondisi tenggorokan. Kamera kecil di ujung endoskopi akan mentransmisikan gambar ke layar video, sehingga dokter dapat mengamati tanda-tanda kelainan tenggorokan.
  • Pemeriksaan laringoskopi yang menggunakan laryngoscope. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk memeriksa pita suara.
  • Mengambil sampel jaringan untuk diuji lebih lanjut, jika kelainan ditemukan selama endoskopi atau laringoskopi. Prosedur pengambilan sampel (biopsi) ini akan dilakukan melalui pembedahan dan bertujuan untuk memastikan apakah kelainan yang ditemukan tersebut ganas (kanker) atau penyakit yang lain. Diagnosis kanker tenggorokan hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan jaringan biopsi.
  • Tes pencitraan. Tes ini termasuk X-ray, Computerized Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Positron Emission Tomography (PET). Pemeriksaan tersebut dapat membantu dokter untuk menentukan tingkat kanker di luar permukaan tenggorokan atau kotak suara.

Setelah kanker tenggorokan didiagnosis, langkah selanjutnya adalah menentukan sejauh mana (stadium) kanker, yakni antara stadium I sampai IV.

Setiap subtipe kanker tenggorokan memiliki kriteria tersendiri untuk setiap tahap.

Secara umum, kanker tenggorokan stadium I menunjukkan tumor yang lebih kecil, sedangkan tahap selanjutnya menunjukkan kanker yang lebih serius.

Baca juga: Selain Hindari Kanker Paru, Ini Manfaat Berhenti Merokok

Pengobatan

Pengobatan tergantung pada lokasi kanker, seberapa serius kanker tersebut (stadium), dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan.

Dalam beberapa kasus, mungkin penderita memerlukan lebih dari satu jenis perawatan:

1. Terapi Radiasi

Terapi ini menggunakan sinar berenergi tinggi dari sinar-X atau sumber lain untuk membunuh sel-sel kanker. Untuk kanker stadium dini mungkin terapi ini cukup.

Namun untuk kanker yang lebih serius, penderita mungkin membutuhkan terapi radiasi bersama pengobatan lain. Contohnya, untuk tumor besar di kotak suara, dokter mungkin merekomendasikan radiasi bersama dengan kemoterapi.

2. Operasi

Ada banyak operasi yang dilakukan dokter untuk mengangkat tumor tenggorokan. Untuk tumor tahap awal pada permukaan tenggorokan atau pita suara, dokter dapat mengangkat jaringan kanker hanya dengan bantuan endoskopi.

Untuk tumor yang lebih besar, dokter mungkin harus mengangkat sebagian tenggorokan, kemudian memperbaikinya agar penderita dapat menelan secara normal.

Jika tumor terjadi pada kotak suara, penderita mungkin hanya memiliki sebagian atau tidak dapat bersuara sama sekali. Meski demikian, dengan latihan khusus, pasien masih mungkin dapat berbicara.

3. Kemoterapi

Ilustrasi kemoterapi, terapi pengobatan kanker. Ilustrasi kemoterapi, terapi pengobatan kanker.

Kemoterapi adalah prosedur terapi dengan menggunakan obat untuk membunuh sel kanker.

Digunakan juga untuk mengecilkan tumor sebelum penderita menjalankan operasi dan untuk mematikan sel kanker terakhir sesudah operasi. Kemoterapi juga dapat membantu radiasi lebih efektif.

4. Targeted drug therapy (terapi target)

Untuk beberapa kasus kanker tenggorokan, dokter dapat menggunakan obat terapi target yang spesifik menyerang sel kanker dengan karakteristik tertentu untuk membuat tumor tidak dapat bertumbuh.

Baca juga: Kanker Langka Ditemukan pada Ekor Dinosaurus Berusia 66 Juta Tahun

Pencegahan

Tidak ada cara yang terbukti untuk mencegah kanker tenggorokan. Tetapi ada cara untuk mengurangi risiko kanker tenggorokan. Di antaranya adalah:

  • Berhenti merokok atau jangan mulai merokok
  • Tidak mengkonsumsi alkohol berlebihan
  • Diet sehat seimbang dengan mengkonsumsi buah dan sayuran
  • Lindungi diri dari HPV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com