Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Manusia, Hewan Mamalia Betina Hidup Lebih Lama dari yang Jantan

Kompas.com - 24/03/2020, 20:35 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Rata-rata manusia perempuan diketahui hidup 7.8 persen lebih lama daripada laki-laki.

Rupanya, hal ini tidak eksklusif terjadi pada manusia saja.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy Of Sciences mengungkapkan bahwa hewan mamalia betina juga kebanyakan hidup lebih lama daripada pejantannya. Bahkan, rata-rata hidup 18,6 persen lebih lama.

Para peneliti menemukan hal ini setelah mengamati 101 spesies mamalia liar yang hidup di 135 lokasi berbeda.

Dalam 60 persen kasus, seperti singa, orca dan anjing laut; mamalia betina ditemukan hidup lebih lama daripada pejantan spesiesnya.

Baca juga: Memiliki Banyak Virus, Bagaimana Kelelawar Bisa Hidup Sangat Lama?

Pengecualiannya hanya beberapa spesies saja, seperti kuda, kelelawar dan kelinci. Itu pun dengan magnitudo yang jauh lebih rendah, atau perbedaan lama hidup pejantannya dengan betinanya tidak terlalu signifikan.

Dalam laporannya, para peneliti menulis, kami tidak menemukan adanya perbedaan jenis kelamin yang konsisten pada tingkat penuaan.

"Perbedaan seks pada median waktu hidup dewasanya dan tingkat penuaan juga sama-sama sangat bervariabel pada berbagai spesies," imbuh mereka lagi.

Tim peneliti pun menyimpulkan bahwa perbedaan waktu hidup antara betina dan pejantan ini mungkin disebabkan oleh lingkungan dan peran reproduksi hewan tersebut.

Baca juga: Sains Jelaskan Kenapa Orang Religius Lebih Sehat dan Hidup Lama

Diwawancarai oleh CNN, Senin (23/3/2020); salah satu penulis studi Jean-François Lemaître yang juga peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis menjelaskan.

Dia berkata bahwa pejantan pada beberapa spesies tumbuh lebih besar dari betinanya atau memiliki karakteristik tertentu, seperti tanduk yang besar.

Hal ini mungkin memiliki beban fisiologis yang memengaruhi reaksi mereka terhadap berbagai faktor lingkungan, seperti patogen.

Dalam laporannya, para peneliti menulis, alokasi sumber daya yang substansial pada pejantan untuk pertumbuhan dan perawatan karakteristik seksual tambahannya mungkin, ketika yang lainnya sama semua, membuat pejantan lebih rentan daripada betina terhadap kondisi lingkungan yang keras.

Terkait studi yang dia dan kolega lakukan, Lemaitre berkata di antara studi-studi dengan topik yang sama, ini merupakan yang paling luas cakupannya karena telah memperhitungkan 101 spesies di 134 lokasi berbeda.

Akan tetapi, studi ini juga ada kekurangannya. Tim peneliti melewatkan banyak spesies tikus kecil yang ketersediaan data mengenai kehidupannya di alam tidak mencukupi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com