Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 50 Persen Wilayah Indonesia Terlambat Musim Kemarau, Kok Bisa?

Kompas.com - 24/03/2020, 17:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan awal musim kemarau pada bulan April 2020, di hampir setengah wilayah Indonesia mengalami keterlambatan musim.

Disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati MSc, terdapat sekitar 43 persen zona musim akan terlambat memasuki musim kemarau.

Awal musim kemarau tahun 2020 dimulai bervariasi, sebanyak 19,3 persen daerah zona musim (ZOM) diprediksi akan memasuki musim kemarau lebih awal.

Sedangkan sebanyak 37,4 persen ZOM sama seperti biasanya dan sebanyak 43,3 persen ZOM lebih lambat dari biasanya.

Baca juga: BMKG: Jabodetabek Masih Musim Kemarau, Hujan Hanya Sementara

Kenapa musim kemarau terlambat?

BMKG hingga pertengahan Maret 2020 melakukan pemantauan terhadap anomali iklim global di dua samudera.

Di antaranya yaitu Samudera Pasifik Ekuator dan Samudera Hindia, yang menunjukkan tidak terdapat indikasi akan munculnya anomali iklim El Nino atau La Nina dan Dipole Mode (Indian Ocean Dipole Mode).

Kondisi ENSO

Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan wilayah Pasifik tengah dalam kondisi netral (indeks Nino 3,4 = 0,41), demikian juga IOD dalam kondisi netral (indeks DM= -0,29).

"Kondisi ENSO Netral diprediksi bertahan hingga Agustus 2020," kata Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/3/2020).

Baca juga: Indonesia Masih Musim Kemarau, Kok Medan dan Aceh Sudah Hujan?

Dari kondisi tersebut, terdapat peluang meskipun kecil yaitu kurang dari 33 persen, potensi terjadi La Nina pada kuartal akhir tahun 2020.

Kondisi IOD

Kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) netral juga diprediksi bertahan hingga April 2020. Terdapat peluang meskipun kecil dari 20 persen potensi terjadi Dipole Mode positif pada Mei hingga September 2020.

"Status ENSO dan IOD akan dievaluasi terus perkembangannya setiap bulan," ujar dia.

Peralihan angin

Selain itu, Dwikorita juga mengatakan bahwa datangnya musim kemarau sangat berkait erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi Angin Timuran (Monsun Australia).

BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada April 2020, lalu wilayah Bali dan Jawa.

Baca juga: BMKG: 99 Persen Wilayah Masuki Puncak Hujan, 1 Persen Wilayah Kemarau

Selanjutnya, peralihan angin mosun akan terjadi di sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2020.

Terakhir, angin Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2020. Pada periode ini, sebagian besar wilayah di Indonesia baru akan mengalami musim kemarau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com