KOMPAS.com - Udara yang kita hirup dipenuhi dengan berbagai bahan kimia dan zat berbahaya, termasuk debu, jelaga, polutan, jamur, bakteri, hingga virus.
Namun ternyata, sistem pernapasan kita memiliki cara unik untuk melindungi diri dari partikel udara yang berbahaya itu.
Salah satu hal yang perlu diketahui, hanya partikel sangat kecil - berukuran sekitar tiga hingga lima mikron - yang dapat mencapai paru-paru manusia.
Sebagai perbandingan, satu helai rambut manusia memiliki diameter antara 30 sampai 120 mikron. Tungau debu memiliki ukuran sebesar 0,1 hingga 0,3 mikron. Sementara partikel debu atau polusi udara ukurannya 2,5 mikron (PM 2,5).
Baca juga: 30 Misteri Tubuh Manusia yang Paling Unik dan Jawabannya
Nah, sebelum partikel super kecil itu mencapai paru-paru manusia, mereka harus melakukan perjalanan melalui mulut atau hidung dan menyusuri jalan napas, termasuk trakea (batang tenggorokan).
Trakea merupakan tabung udara yang mengarah dari laring (kotak suara) menuju ke bronkus (saluran udara besar bercabang yang memasuki paru-paru).
Trakea yang memiliki panjang sekitar 11 sentimeter dan lebar 2,5 sentimeter itu memegang peranan penting dalam sistem pernapasan manusia.
Salah satu fungsi trakea adalah menyaring benda asing yang terhirup manusia sehingga dapat melindungi paru-paru.
Sel goblet dalam trakea, memproduksi lendir yang menahan benda asing, bakteri, hingga virus, agar tidak masuk ke dalam paru-paru.
Silia (rambut kecil yang melapisi trakea) akan membawa benda asing berbahaya bagi kesehatan paru-paru, ke atas menuju mulut, agar dapat ditelan.
Dilansir How Stuff Works, silia sebenarnya adalah otot yang memiliki tugas berat. Pasalnya, sel-sel silia berdetak 1.000 kali per menit untuk mengggerakkan lendir.
Dengan cara itu, trakea dapat menjebak partikel yang tak diinginkan dan membuat udara yang kita hirup lebih bersih.
Kemudian, lapisan lendir, dengan partikel-partikel yang tidak diinginkan yang terperangkap, mencapai bagian belakang mulut dan sistem pencernaan.
Cairan pencernaan lambung akhirnya membunuh partikel yang berpotensi berbahaya.
Lapisan mukosa ini bertindak sebagai penghalang pelindung antara sistem pernapasan bagian atas dan partikel berbahaya yang berpotensi mengudara.
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Pipi Memerah saat Tersipu Malu?