Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2020, 10:43 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Pakar darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (23/3/2020) mengatakan, negara-negara di seluruh dunia tidak bisa hanya menerapkan lockdown saja untuk mencegah virus corona.

Seperti halnya social distancing atau melakukan testing saja. Semua tidak bisa berdiri sendiri. Harus dilkukan semua dan bersamaan.

Pejabat WHO itu menambahkan, ada banyak langkah kesehatan masyarakat yang juga harus diterapkan untuk menghindari kebangkitan virus di kemudian hari.

"Yang harus kita fokuskan adalah menemukan pasien Covid-19, mereka yang memiliki virus dan mengisolasi mereka. Kemudian menemukan orang yang telah kontak dengan mereka (pasien positif Covid-19) dan mengisolasi mereka," kata Mike Ryan dilansir Reuters, Minggu (22/3/2020).

"Bahayanya lockdown adalah, jika kita tidak menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang kuat, ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan muncul lagi," imbuh dia.

Baca juga: Ramai #Indonesia_LockdownPlease, Perlukah Indonesia Lockdown karena Corona?

Sebagian besar Eropa dan AS mengikuti China dan negara-negasa Asia lainnya melakukan lockdown untuk melawan virus corona baru.

Semua orang diminta bekerja dan belajar dari rumah. Semua sekolah, restoran, dan tempat hiburan ditutup.

Ryan berkata, kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 telah berhasil menekan angka pertumbuhan khusus. Kini justru Eropa yang menggantikan posisi Asia sebagai pusat pandemi.

"Setelah kami menekan transmisi, kami harus mencari virusnya. Kita harus berjuang melawan virus," tegas Ryan.

Italia saat ini adalah negara yang paling parah terkena virus SARS-CoV-2 di seluruh dunia. Hingga Senin (23/3/2020) siang, jumlah terinfeksi di negara itu adalah 59.138 orang dan total kematian 5.476 orang.

Sekelompok perawat yang mengenakan pakaian pelindung diri, berpose bersama sebelum bekerja untuk shift malam mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Jumat (13/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.AFP/PAOLO MIRANDA Sekelompok perawat yang mengenakan pakaian pelindung diri, berpose bersama sebelum bekerja untuk shift malam mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Jumat (13/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.

Angka kematian di Italia adalah yang tertinggi di dunia. Jika dibandingkan China yang menginfeksi 81.093 orang, korban tewas hanya 3.270 orang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Inggris bisa kewalahan menangani pasien Covid-19. Tugas tenaga medis dapat menjadi ringan jika kita menghindari interaksi sosial atau melakukan social distancing.

Vaksin corona

Ryan juga mengatakan, beberapa vaksin untuk Covid-19 saat ini sedang dikembangkan. Sejauh ini baru vaksin dari AS yang sudah memulai uji coba pada manusia.

Namun, jika ditanya berapa lama kita bisa mendapat vaksin itu, Ryan mengatakan, hingga saat ini belum dapat dipastikan. Kita harus realistis.

"Kita harus memastikan bahwa itu (vaksin) benar-benar aman digunakan. Kita memperkirakan mungkin butuh waktu setidaknya setahun," ujar Ryan.

"Vaksin pasti akan ditemukan. Tapi untuk sekarang, kita harus melakukan apa yang bsia dilakukan sekarang," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com