Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2020, 17:03 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Respons yang kurang bijak dari masyarakat Indonesia terhadap himbauan bersifat ilmiah terkait wabah COVID-19 ini kemungkinan diakibatkan karena masyarakat tidak terbiasa dalam bertindak berdasarkan riset ilmiah. Masyarakat pun tidak memiliki rasa keharusan untuk mematuhi himbauan-himbauan bersifat ilmiah yang telah disampaikan.

Oleh karena itu, himbauan-himbauan para ilmuwan akan diabaikan dan lebih mematuhi info-info tidak ilmiah hanya karena lebih "mudah" atau "menyenangkan" untuk dilakukan.

Segala upaya penanggulangan COVID-19 yang membutuhkan peran seluruh pihak termasuk masyarakat tentu tidak akan maksimal karena masyarakat yang demikian. Dari sini, kita dapat melihat betapa pentingnya kesadaran masyarakat bertindak berdasarkan riset agar mencapai tujuan bersama yang diharapkan.

Mendekatkan masyarakat dengan riset

Selain tentunya kualitas penelitian yang baik, diseminasi karya penelitian ke masyarakat serta kemauan pemerintah serta legislatif untuk membuat kebijakan dan peraturan berbasis riset menjadi unsur-unsur penting dalam menciptakan masyarakat yang mau bertindak berdasarkan riset.

Kualitas penelitian yang baik di sini, selain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, juga memiliki keakuratan dan kebaruan dalam menjawab segala hal yang berkaitan dengan isu yang sedang terjadi.

Pada masa wabah COVID-19 ini tentu diharapkan adanya hasil penelitian ilmiah yang dapat menjawab tentang karakteristik virus, jalur masuknya virus ke Indonesia, hingga penanggulangannya yang paling efektif dan efisien.

Momen bencana ini malahan dapat menjadi pecutan semangat kepada para peneliti Indonesia, baik dari lembaga penelitian, tim penelitian dan pengembangan (litbang) di instansi-instansi, hingga para dosen dari universitas-universitas untuk unjuk kemampuan, lebih baik lagi jika berkolaborasi, dan layak dijadikan acuan oleh masyarakat dan pemerintah untuk bertindak.

Setelah memiliki hasil penelitian yang layak untuk diterapkan di masyarakat, penting sekali untuk didiseminasi, disampaikan ke masyarakat.

Hal ini menjadi upaya membiasakan masyarakat untuk ‘dekat’ dengan riset. Masyarakat menjadi terbiasa untuk membaca tulisan ilmiah hingga mendengar presentasi dan menerapkan suatu hasil penelitian.

Untuk menunjang minat membaca masyarakat awam terhadap jurnal ilmiah, diperlukan juga adanya media publikasi karya ilmiah yang mudah diakses dengan gaya penulisan yang jauh lebih sederhana dibanding jurnal penelitian ilmiah.

Akhirnya, masyarakat terbiasa untuk mencari tahu kebenaran suatu informasi dan kelayakan orang yang mengeluarkan informasi sehingga tidak akan mudah terprovokasi maupun turut memviralkan informasi yang tidak ilmiah.

Terkait Covid-19 ini, akan menjadi mudah untuk menyadarkan masyarakat bahwa tidak semua himbauan berdasarkan penelitian itu memiliki penerapan yang mutakhir. Telah disetujui para ahli bahwa keganasan Covid-19 sendiri dapat dicegah secara sederhana dengan menjaga kebersihan seperti cuci tangan dan melakukan social distancing.

Pemerintah juga harus berperan

Kemauan pemerintah dan wakil rakyat membuat kebijakan dan peraturan berbasis riset akan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.

Dapat diyakini, kebijakan dan peraturan yang dibuat akan bersifat netral, tidak akan melulu dianggap bersifat politis untuk menguntungkan satu pihak saja, mengedepankan keberlanjutan, dan berdampak positif untuk kelangsungan bernegara.

Kemauan ini perlu diimbangi dengan usaha pemerintah menyediakan fasilitas penelitian yang memadai, memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan para peneliti. Hal ini dapat meningkatkan kinerja para peneliti dari instansi apapun serta menambah minat orang untuk menjadi peneliti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com