Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cahaya Terang Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam, Apakah Meteor?

Kompas.com - 17/03/2020, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Senin (16/3/2020) malam, kilatan cahaya terang melintas di langit Yogyakarta. Kejadian ini muncul sekitar pukul 01.11 WIB.

Beberapa warga yang tinggal di Sleman, Yogyakarta, Magelang, Kebumen, dan Banjarnegara menyaksikan fenomena ini.

Saksi mata menuturkan, kilatan cahaya terang itu diiringi suara dentuman lemah.

Banyak yang berspekulasi sebuah meteor melintas dan jatuh di barat Gunung Merapi.

Apakah benar?

Baca juga: Fenomena Langit Bulan Ini, Hujan Meteor Quadrantid hingga Gerhana Bulan

Melalui postingan Facebook, astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan bahwa tak ada meteor yang jatuh di Gunung Merapi.

Marufin menjelaskan, rekaman CCTV Merapi dari Frekom di Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta tak merekam obyek mirip meteor di barat bukit.

"Sementara itu, ada rekaman seismik dari stasiun Merapi Observatory yang berciri gelombang permukaan," kata Marufin dalam Facebooknya.

Gerakan meteor terang (fireball), dikatakan Marufin dapat menghasilkan gelombang seismik.
Mekanismenya, meteor terang melaju diiringi dentuman sonik yang merambat sebagai gelombang akustik.

Usikan yang diduga gelombang seismik hasil konversi gelombang akustik meteor. Usikan yang diduga gelombang seismik hasil konversi gelombang akustik meteor.

Jika gelombang akustiknya cukup kuat, setibanya di paras Bumi akan berubah menjadi gelombang seismik, meski fraksi konversinya sangat kecil (0,001 atau kurang).

"Bila amplitudonya mencukupi maka ia akan terekam seismometer terdekat," terang Marufin.

Dari amplitudo gelombang yang kecil dan durasinya yang pendek, dapat diprakirakan meteor terang dengan dentuman sonik ini mungkin memiliki magnitudo minimum -8, atau 40 kali lebih terang dibanding Venus.

"Jika diasumsikan melaju 20 km per detik pada lintasan membentuk sudut 30 derajat terhadap paras Bumi dan berkomposisi siderolit yang padat, meteor terang ini akan musnah di ketinggian 30 sampai 40 meter di atas permukaan laut (mdpl)," jelasnya.

Marufin berkata, dari Kebumen dan Banjarnegara, posisi meteor terang itu akan berada pada sudut 20 derajat dari ufuk timur, sehingga relatif mudah dilihat.

Diperhitungkan juga, agar bisa menyisakan bagian yang besar yang lantas jatuh menumbuk tanah, maka meteor-terang itu harus lebih terang dari Matahari (magnitudo -30), fenomena yang tak terekam dalam CCTV apapun dan tak dilaporkan para saksi mata.

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Geminid Besok Malam Bisa Terlihat, asal...

Jadi singkatnya tidak ada meteor jatuh di kawasan Gunung Merapi. Namun ada meteor yang melintas dan musnah di ketinggian atmosfer.

"Per saksi mata dan data seismik, ada meteor yang melintas. Per data seismik, tak mungkin ada (meteor) yang menubruk," kata Marufin kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com