Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Batu Ginjal, dari Penyebab, Gejala sampai Penanganannya

Kompas.com - 12/03/2020, 20:02 WIB
Imamatul Silfia,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Healthline


KOMPAS.com - Batu ginjal adalah salah satu kondisi medis yang paling menyakitkan, memiliki massa padat yang terbuat dari kristal. Selain di ginjal, batu ginjal juga dapat berkembang di saluran kemih, seperti ureter, kandung kemih, dan uretra.

Batu tidak selalu berada di ginjal, terkadang batu bergerak menuju ureter. Ureter berukuran kecil dan halus, sedangkan batu-batu itu mungkin terlalu besar untuk dapat lewat dengan lancar dari ureter menuju kantung kemih.

Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan kejang dan iritasi pada ureter. Hal ini dapat menyebabkan munculnya darah pada urine.

Terkadang, batu tersebut menghalangi jalur mengalirnya urine, yang disebut dengan obstruksi urine, yang dapat menyebabkan infeksi serta gangguan pada ginjal.

Baca juga: Benarkah Nyeri Pinggang Tanda Sakit Ginjal? Ini Penjelasan Ahli

Tipe-tipe batu ginjal

Meskipun terbuat dari kristal, namun tidak semua batu ginjal tersusun dari unsur kristal yang sama. Beberapa tipe batu ginjal termasuk di antaranya batu kalsium, asam urat, struvit, dan sistin.

Batu kalsium merupakan jenis batu ginjal yang paling sering terjadi. Bentuk batu kalsium yang paling sering ditemukan adalah kalsium oksalat, sedangkan bentuk lainnya yaitu kalsium fosfat dan maleat.

Memakan makanan yang mengandung sedikit oksalat dapat membantu mengurangi risiko terkena batu ginjal tipe ini. Makanan yang kaya kandungan oksalat di antaranya yaitu keripik kentang, kacang, cokelat, buah bit, dan bayam.

Namun, meskipun beberapa batu ginjal disebabkan oleh kalsium, mengonsumsi cukup kalsium dapat membantu menahan pertumbuhan batu ginjal.

Baca juga: Kopi dan Teh Tidak Dilarang bagi Penderita Batu Ginjal, asal...

Selanjutnya, asam urat merupakan tipe batu ginjal yang lebih sering menyerang pria daripada wanita. Asam urat berkembang saat urine bersifat terlalu asam.

Biasanya asam urat terjadi pada orang yang memiliki encok atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.

Senyawa yang dapat meningkatkan pertumbuhan asam urat adalah purin. Purin merupakan zat tidak berwarna yang umumnya ditemukan di protein hewani seperti ikan, kerang, dan daging.

Kemudian tipe lainnya adalah struvit yang lebih sering ditemukan pada wanita dengan infeksi saluran kemih. Batu struvit dapat membesar dan menghalagi jalur urin yang akhirnya menyebabkan infeksi ginjal.

Cara terbaik untuk mencegah perkembangan batu struvit adalah dengan mengobati infeksi yang mendasarinya.

Terakhir adalah sistin, tipe batu ginjal yang paling jarang terjadi. Sistin dapat terjadi baik pria maupun wanita yang memiliki riwayat keturunan penyakit sistinuria.

Batu ginjal ini akan muncul ketika sistin, yang merupakan senyawa asam yang secara natural berada dalam tubuh, keluar dari ginjal menuju ke urine.

Baca juga: Kenapa Kita Punya 2 Ginjal, kalau dengan Satu Saja Bisa Hidup?

Faktor-faktor penyebab batu ginjal

Faktor penyebab batu ginjal yang paling utama adalah produksi urine yang kurang dari satu liter per hari. Inilah yang membuat batu ginjal lebih sering terjadi pada bayi prematur yang memiliki masalah pada ginjal.

Meskipun begitu, batu ginjal paling umum dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 50 tahun.

Faktor lainnya yaitu jenis kelamin. Menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK), batu ginjal lebih sering dialami pria daripada wanita.

Kemudian, di Amerika Serikat, orang berkulit putih lebih rentan mengalami batu ginjal daripada orang berkulit hitam.

Genetik juga menjadi salah satu faktor penyebab batu ginjal. Orang yang memiliki riwayat keturunan batu ginjal pada keluarga memiliki risiko yang lebih besar.

Baca juga: Benarkah Nyeri Pinggang Tanda Sakit Ginjal? Ini Penjelasan Ahli

Faktor-faktor lain yang juga memengaruhi yaitu dehidrasi, obesitas, kondisi hiperparatiroid, operasi lambung, penyakit radang usus yang meningkatkan penyerapan kalsium, serta diet dengan kadar protein, garam, dan glukosa tinggi.

Mengonsumsi obat-obatan seperti diuretik triamterene, obat anti kejang, dan antasida berbasis kalsium juga dapat memancing pertumbuhan batu ginjal.

Mengenali tanda dan gejala batu ginjal

Gejala batu ginjal bisa jadi tidak muncul sebelum batunya bergerak menuju ureter. Batu ginjal terkenal dapat menyebabkan munculnya sakit yang parah, yang disebut kolik renal.

Rasa sakit tersebut biasanya terjadi pada salah satu sisi punggung atau bagian perut. Pada pria, rasa sakitnya dapat menjalar hingga ke daerah selangkangan. 

Sakit yang disebabkan kolik renal biasanya datang dan pergi, akan tetapi bisa menjadi sangat intens. Orang yang menderita kolik renal cenderung mengalami kegelisahan.

Gejala lain batu ginjal di antaranya yaitu munculnya darah pada urine (berwarna merah, merah muda, atau cokelat), mual, muntah, urine berubah warna atau berbau, panas dingin, demam, sering buang air kecil, dan produksi urine hanya sedikit.

Jika batu ginjal belum membesar, Anda mungkin tidak mengalami rasa sakit atau gejala lainnya hingga batu ginjal bergerak ke arah saluran kemih.

Baca juga: Untuk Batu Ginjal, Dokter Sarankan Metode Gelombang Kejut

Menguji dan mendiagnosis batu ginjal

Diagnosis batu ginjal memerlukan penilaian riwayat kesehatan lengkap dan pemeriksaan fisik. Tes lain yang juga diperlukan termasuk tes darah dengan menguji kandungan kalsium, asam urat, fosfor, dan elektrolit,

Selain itu, dilakukan tes nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal, analisis urine (mengecek kristal, bakteri, darah, dan sel putih), serta pemeriksaan terhadap batu untuk mengetahui jenisnya.

Untuk menyingkirkan obstruksi urine, pasien yang memiliki batu ginjal dapat menjalani tes rontgen dan CT scan perut, intravenous pyelogram (IVP), retrograde pyelogram, USG ginjal (tes pilihan), serta MRI scan pada perut dan ginjal.

Pewarna kontras yang digunakan pada CT scan dan IVP dapat merusak fungsi ginjal. Akan tetapi, cara tersebut aman dilakukan pada orang yang ginjalnya masih berfungsi normal.

Baca juga: Konsumsi Daging Merah Sebabkan Gangguan Ginjal? Ini Kata Ahli

Ada beberapa pengobatan yang dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal yang disebabkan pewarna kontras. Oleh karena itu, Anda harus memastikan sang radiolog mengetahui pengobatan yang Anda lakukan.

Bagaimana cara mengobati batu ginjal?

Pengobatan terhadap batu ginjal bergantung pada jenis batu ginjal yang dialami. Urine dapat disaring dan batu dikumpulkan untuk dievaluasi.

Meminum enam hingga delapan gelas air mineral per hari dapat membantu melancarkan aliran urine. Orang-orang yang mengalami dehidrasi, mual, atau muntah mungkin membutuhkan cairan intravena.

Beberapa cara pengobatan batu ginjal yang dianjurkan yaitu:

1. Obat-obatan

Untuk mengurangi rasa sakit mungkin membutuhkan obat-obatan jenis narkotika. Beberapa obat yang dapat mengurangi sakit adalah ibuproven (Advil), acetaminophen atau paracetamol (Tylenol), dan naproxen sodium (Aleve). Sedangkan infeksi membutuhkan perawatan dengan antibiotik.

Untuk batu asam urat dapat ditangani dengan allopurinol (Zyloprim). Kemudian, untuk menghindari berkembangnya batu kalsium Anda dapat mengonsumsi thiazide diuretics dan solusi fosfor. Lalu, natrium bikarbonat dan natrium sitrat dapat membantu mengurangi tingkat keasaman pada urin.

Baca juga: Menahan Kencing Tidak Sebabkan Batu Ginjal, tetapi...

2. Lithotripsy

Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) menggunakan gelombang kejut berupa gelombang suara untuk memecah batu besar sehingga mereka dapat lebih mudah turun dari ureter ke kandung kemih. Prosedur ini mungkin akan membuat tidak nyaman dan membutuhkan anestesi.

Selain itu, prosedur ini dapat menyebabkan memar pada perut dan punggung serta pendarahan di sekitar ginjal dan organ-organ di sekitarnya.

3. Bedah terowongan (percutaneous nephrolithotomy)

Operasi dapat menghilangkan batu ginjal melalui sayatan kecil di bagian punggung. Pasien membutuhkan prosedur ini ketika batu terlalu besar, rasa sakit yang tidak tertahan, atau batu telah menyebabkan obstruksi, infeksi, atau gangguan pada ginjal.

4. Ureteroskopi

Ureteroskopi dilakukan dengan memasukkan sebuah kawat kecil dengan kamera terpasang ke dalam uretra dan diteruskan ke kandung kemih. Dokter kemudian menggunakan kandang kecil untuk merobohkan batu dan mengeluarkannya. Kemudian, batu dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com