Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2020, 09:53 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Selain Jepang, China juga pernah melaporkan kasus serupa pada awal Februari. Di mana pasien yang sudah dinyatakan sembuh kembali terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Tanggapan berbagai ahli

Menanggapi hal ini, Stanley Perlman yang seorang ahli coronavirus di University of Iowa mengingatkan kepada seluruh pemerintah untuk benar-benar memastikan apakah pasien benar-benar terinfeksi dua kali atau virus sebelumnya tidak benar-benar dibersihkan.

"Kasus terinfeksi dua kali menurut saya adalah hal menyedihkan. Kita semua berharap, orang yang sudah pernah terinfeksi akan memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak dapat terinfeksi lagi, apalagi dalam hitungan dua sampai tiga minggu," kata Perlman dilansir Global News, Selasa (3/3/2020).

"Di sisi lain, kami berharap virus dapat sepenuhnya hilang sehingga tidak bisa lagi menginfeksi orang yang sama," imbuh dia.

Namun, Florian Krammer, seorang ahli virus di Fakultas Kedokteran Icahn, New York, yakin bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi virus tidak akan bisa terinfeksi lagi dalam waktu singkat hanya hitungan minggu.

"Saya tidak mengatakan bahwa infeksi ulang tidak pernanh terjadi. Namun, infeksi ulang dalam waktu sesingkat itu (hitungan minggu) tidak mungkin terjadi," tegasnya seperti diberitakan New York Times.

Kammer mengatakan, infeksi virus yang paling ringan akan meninggalkan pasien yang pulih dan tubuh akan memberikan kekebalan jangka pendek terhadap virus.

Dia berpikir, orang-orang yang dinyatakan terinfeksi dua kali kemungkinan pasien itu memiliki tingkat infeksi virus yang rendah sehingga virus tidak terdeteksi dan hasil pengujian gagal mendeteksi.

Saat virus gagal dideteksi, hasil yang keluar akan menyatakan negatif.

Hal yang sama pun dikatakan Susan Kline, seornag dokter penyakit menular. Dia mengatakan, wabah Covid-19 baru berlangsung dalam 2,5 bulan. Ini waktu yang sangat singkat untuk virus menginfeksi orang yang sama sampai dua kali.

Kline mencurigai kasus Covid-19 yang dilaporkan menginfeksi dua kali, pada kenyataannya adalah kelanjutan dari infeksi asli.

Dalam kasus virus corona jenis lain, Kline mengatakan, pasien yang terinfeksi cenderung mengembangkan kekebalan tubuh setelah sakit.

"Tubuh memproduksi antibodi untuk melindungi diri dari paparan virus berikutnya," kata Kline.

Dia menambahkan, kekebalan tubuh ini tidak bertahan selamanya, dan belum diketahui dapat bertahan berapa lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com