Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sendirian di Luar Angkasa, Voyager 2 akan Putus Kontak dengan Bumi

Kompas.com - 11/03/2020, 08:02 WIB
Imamatul Silfia,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Voyager 2 akan mengorbit sendirian di ruang angkasa selama beberapa waktu ke depan, sebab Deep Space Station 43 (DSS-43), mengalami gangguan teknis.

Badan Antariksa Amerika (NASA) mengumumkan DSS-43 mengalami kerusakan. Padahal perangkat luar angkasa ini adalah satu-satunya antena di Bumi yang dapat berkomunikasi dengan pesawat luar angkasa, Voyager 2. 

Piringan raksasa yang terletak di Australia dan kira-kira berukuran gedung kantor 20 lantai, membutuhkan peningkatan yang kritis.

Fasilitas Canberra telah beroperasi selama hampir 50 tahun, sehingga tidak mengherankan jika perangkat kerasnya yang tua membutuhkan perawatan.

Baca juga: Voyager 2 Tinggalkan Tata Surya, Siap Menjelajah Ruang Antarbintang

NASA akan memperbaiki DSS-43 selama 11 bulan dan kira-kira hingga Januari 2021 mendatang. Selama waktu perbaikan ini, Voyager 2 akan benar-benar sendirian di ruang angkasa.

Voyager 2 akan terbang ke wilayah yang tidak diketahui dalam mode operasi diam yang dirancang untuk menghemat daya dan menjaganya tetap dijalur hingga DSS-43 kembali berfungsi normal.

"Kami menempatkan pesawat ruang angkasa ke kondisi di mana ia akan baik-baik saja, dengan asumsi bahwa semuanya berjalan dengan normal selama antena tidak berfungsi," jelas manajer proyek Voyager Suzanne Dodd dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika terjadi sesuatu di luar perkiraan, fitur perlindungan kesalahan milik pesawat tersebut akan mengatasinya.

Baca juga: 40 Tahun Menjelajah Antariksa, Voyager Masih Rajin Hubungi Bumi

Selama masa perbaikan, komunikasi dengan Voyager 2 akan bersifat satu arah.

Canberra Deep Space Communication Complex (CDSCC) akan diatur untuk menerima sinyal dari Voyager 2 menuju Bumi. Namun, Voyager 2 tidak dapat menerima sinyal yang dikirim dari Bumi.

Meskipun NASA telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kondisi putusnya komunikasi ini, akan tetapi situasi ini tampaknya merupakan kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah misi luar angkasa jangka panjang.

"Ada risiko dalam situasi ini karena apapun bisa saja terjadi di luar angkasa," ungkap Glen Nagle, manajer penjangkauan publik dan pendidikan CDSCC, kepada The New York Times, mengutip dari Science Alert pada Selasa (10/3/2020).

"Ini adalah perubahan yang besar dan terlama selama 18 tahun saya berada di sini," sambungnya.

Menurut badan antariksa, paling tidak yang diketahui, apakah sistem kontrol dorong otomatis Voyager 2 yang bertugas menjaga antena berorientasi ke Bumi akan bekerja secara akurat untuk periode waktu jangka panjang.

Selain itu, apakah sistem daya yang dirancang untuk menjaga bahan bakar Voyager 2 dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Protein Luar Angkasa dalam Meteorit ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com