KOMPAS.com - 1 Mei selalu diperingati sebagai hari buruh sedunia atau juga dikenal dengan May Day. Sejak abad ke-19, May Day menjadi peringatan di mana buruh menuntut hak pekerja.
Tidak heran jika biasanya pada peringatan May Day, para pekerja akan turun ke jalan untuk melakukan aksi damai untuk memperingati perjuangan kelas ekonomi dan politis hak-hak industrial.
Baca juga: Waspada, Stres Kerja Bisa Memicu Diabetes
Namun tahukah Anda, selain perjuangan ekonomi, ada bahaya lain yang mengintai para pekerja? Bahaya yang dimaksud adalah stres kerja.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan stres kerja dan gangguan tidur berkaitan erat dengan risiko kematian kardiovaskular tiga kali lebih tinggi pada karyawan hipertensi.
Temuan ini diterbitkan dalam European Journal of Preventive Cardiology.
Baca juga: Puluhan Petugas KPPS Meninggal, Beban Kerja Berlebih Mengancam Nyawa
Penelitian ini dilakukkan oleh Profesor Karl-Heinz Ladwig dari Pusat Penelitian Jerman untuk Kesehatan Lingkungan dan Fakultas Kedokteran, Technical University of Munich.
"Tidur seharusnya menjadi waktu rekreasi, bersantai, dan memulihkan tingkat energi. Jika Anda stres di tempat kerja, tidur membantu Anda pulih," ungkap Profesor Ladwig dikutip dari Eurekalert, Minggu (28/04/2019).
"Sayangnya, kualitas tidur yang buruk dan stres akibat pekerjaan sering berjalan beriringan dan ketika keduanya dikombinasikan dengan hipertensi efeknya bahkan lebih 'beracun'," imbuhnya.
Stres kerja memang kerap kali membuat sulit tidur. Dengan kata lain, keduanya sering kali seperti lingkaran setan yang sulit diputuskan.
Lebih buruk lagi, sepertiga populasi pekerja memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.