Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Semut Tentara Tertua Ditemukan di Batu Ambar Berusia 35 Juta Tahun

KOMPAS.com - Semut tentara tertua di dunia telah diidentifikasi dalam batu ambar Baltik berusia 35 juta tahun.

Penemuan tak terduga ini pun menunjukkan bahwa serangga yang sekarang umum dijumpai di Afrika dan Amerika Selatan tersebut pernah menjelajahi benua Eropa.

"Kami tak mengira mereka ada di Eropa. Sebenarnya sama sekali tak pernah terdengar menemukan semut tentara ini di Eropa tapi sekarang kita menemukannya bahkan usianya jutaan tahun lalu," kata Christine Sosiak dari New Jersey Institute of Technology.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya semut tentara merupakan salah satu jenis semut mematikan di dunia.

Semut ini adalah predator agresif berbahaya, bahkan bagi manusia. Mereka cenderung berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena tak memiliki sarang permanen.

Kisah penemuan semut tentara tertua ini memang tak terduga. Pasalnya, Sosiak tengah menyelidiki fosil semut yang terjebak dalam batu amber yang disimpan di Universitas Harvard sejak tahun 1930-an.

Saat ia sedang mempelajari koleksi-koleksi fosil semut tersebut, Sosiak justru menemukan spesimen yang salah identifikasi sebagai anggota genus Platythyrea yang umum.

"Saya meletakkannya di bawah mikroskop dan berpikir kalau ini sesuatu yang sama sekali baru, sesuatu yang sangat aneh dan menarik," katanya.

Lalu, seperti dikutip dari New Scientist, Kamis (24/11/2022) dengan menggunakan fotografi dan pemindaian CT mikroskopis, peneliti membuat gambar beresolusi tinggi dan model 3D dari semut cokelat berkilau yang terawetkan.

Peneliti kemudian baru menyadari bahwa spesimen fosil semut tentara tersebut tak memiliki mata, rahang runcing tajam, satu ruas pinggang, dan kelenjar besar yang akan mengeluarkan cairan pelindung untuk hidup di bawah tanah.

Temuan fosil semut tentara tertua itu pun akhirnya merujuk pada semut pekerja tentara yang berkerabat dekat dengan spesies yang ditemukan di Afrika.

Seperti semut tentara modern, semut purba itu mungkin berburu dalam kawanan besar dan menyerang menggunakan jalur feromon dan menjalani kehidupan nomaden dengan cara membangun sarang bawah tanah jangka pendek.

Lantas mengapa satu spesimen ini bisa terjebak dan membatu di ambar?

"Dia mungkin tersesat dan kehilangan jejak feromon. Saat pergi sedikit jauh ia justru terjebak dalam resin pohon," ungkap Sosiak.

Tim kemudian menamai semut Dissimuodorylus perseus, berdasarkan kata Latin dissimulo – yang berarti menyembunyikan atau menyembunyikan.

Ini lantaran identitas serangga yang sebenarnya tidak diketahui para ilmuwan selama lebih dari 80 tahun.

Selain itu juga nama mengacu pada pahlawan mitologi Yunani Perseus, yang mengalahkan Medusa tanpa mampu untuk melihat dia.

Penemuan ini merupakan fosil semut tentara kedua yang dikonfirmasi. Sebelumnya spesies yang dikenal sebagai Neivamyrmex ectopus ditemukan dalam damar berusia 16 juta tahun dari Republik Dominika.

Lebih lanjut, meski tak terduga, penemuan semut tentara Baltik ini disebut masuk akal mengingat kala itu Eropa lebih hangat dan lebih basah selama masa hidup semut purba.

“Semut tentara adalah pemangsa saat ini dan mereka merupakan bagian integral dari ekosistem. Sangat menarik untuk mengetahui bahwa mereka masih merupakan bagian integral dari ekosistem bahkan 35 juta tahun yang lalu,” tambah Sosiak.

Studi fosil semut tentara tertua ditemukan ini telah dipublikasikan di jurnal Biology Letters.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/11/24/190200623/semut-tentara-tertua-ditemukan-di-batu-ambar-berusia-35-juta-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke