Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Ungkap Kota Maya Kuno Terkontaminasi Merkuri

Kini, satu lagi temuan menarik para peneliti.

Di bawah permukaan tanah, bahaya tak terduga ternyata mengintai di kota-kota kuno tersebut.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Frontiers in Environmental Science, peneliti menyimpulkan kota Maya kuno terkontaminasi merkuri.

Hal tersebut, seperti dikutip dari Phys, Minggu (25/9/2022) disebabkan oleh seringnya penggunaan merkuri dan produk yang mengandung merkuri oleh suku Maya pada Periode Klasik, berlangsung antara 250 hingga 1100 Masehi.

Kontaminasi itu sangat tinggi, sehingga bahkan hingga hari ini, kontaminasi menimbulkan potensi bahaya kesehatan bagi para arkeolog yang tak mengetahuinya.

Duncan Cook, penulis utama studi dari Australian Catholic University mengatakan, pencemaran merkuri di lingkungan biasanya ditemukan di daerah perkotaan kontemporer dan lanskap industri.

"Menemukan merkuri yang terkubur jauh di dalam tanah dan sedimen di kota-kota Maya kuno merupakan hal mengejutkan. Tapi penelitian mengungkap, bahwa suku Maya mengunakan merkuri selama berabad-abad," papar Cook.

Dalam studi ini untuk pertama kalinya, Cook beserta timnya meninjau semua data tentang konsentrasi merkuri di tanah dan sedimen di situs arkeologi Maya kuno.

Mereka menunjukkan, bahwa situs selama Periode Klasik terdapat polusi merkuri yang dapat terdeteksi, kecuali satu tempat saja yaitu Chan b'i.

Sementara di tempat lain seperti Actuncan dan Tikal, konsentrasi merkuri berkisar dari 0,016 ppm hingga 17,16 ppm.

Sebagai perbandingan, Toxic Effect Threshold (TET) untuk merkuri dalam sedimen didefinisikan sebesar 1 ppm.

Pengguna merkuri

Apa yang menyebabkan polusi merkuri di Maya kuno ini?

Peneliti menyoroti, bahwa bejana tertutup yang diisi dengan merkuri telah ditemukan di beberapa situs Maya. Di tempat lain, arkeolog juga menemukan benda-benda yang dicat dengan kandungan merkuri.

Peneliti pun menyimpulkan, bahwa suku Maya kuno sering menggunakan cinnabar dan cat serta bubuk yang mengandung merkuri untuk dekorasi.

Merkuri ini kemudian dapat larut dari area lantai, dinding, dan keramik, dan kemudian menyebar ke tanah dan air.

Peneliti berspekulasi, bahwa unsur merkuri dan cinnabar yang ditemukan di situs Maya awalnya ditambang dari endapan yang diketahui di batas utara dan selatan Maya kuno, lalu diimpor ke kota oleh para pedagang.

Semua kandungan merkuri ini akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi peradaban Maya kuno. Misalnya saja, efek keracunan merkuri kronis termasuk kerusakan pada sistem saraf pusat, ginjal, dan hati.

Selain itu juga dapat menyebabkan tremor, gangguan penglihatan dan pendengaran, kelumpuhan, dan kesehatan mental.

Salah satu penguasa Maya terakhir di Tikal yang disebut Dark Sun (memerintah sekitar tahun 810 M) digambarkan dalam lukisan dinding sebagai orang yang gemuk secara patologis.

Obesitas adalah efek yang diketahui dari sindrom metabolik yang dapat disebabkan oleh keracunan merkuri kronis.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan, apakah paparan merkuri berperan dalam perubahan dan tren sosiokultural yang lebih besar di dunia Maya, seperti yang terjadi menjelang akhir Periode Klasik.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/09/26/090300723/studi-ungkap-kota-maya-kuno-terkontaminasi-merkuri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke