Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Dejavu Tanda Penyakit Otak?

Saat sensasi dejavu muncul, perasaan bahwa Anda pernah melakukan hal yang sama persis sebelumnya — berada di tempat yang sama, terlibat dalam percakapan yang sama – akan menguasai Anda.

Pada saat yang sama, Anda jelas menyadari bahwa ini tidak nyata, karena Anda yakin belum pernah berada di tempat ini atau bertemu orang-orang ini, kapan pun di masa lalu Anda.

Apakah dejavu tanda penyakit berbahaya?

Enam puluh hingga 70 persen orang sehat pernah mengalami dejavu. Paling sering terjadi antara usia 15 hingga 25 tahun, dan menurun secara progresif seiring bertambahnya usia.

Orang-orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi, sering bepergian, adn yang sering mengingat mimpi mereka biasanya lebih rentan mengalami dejavu.

Orang-orang yang mengalami kelelahan atau stres juga cenderung lebih sering mengalami dejavu. Mungkin ini berkaitan dengan memori otak.

Selain itu, dejavu lebih sering terjadi pada malam hari dan akhir pekan.

Memori otak dan kaitannya dengan dejavu

Dr Roderick C. Spears, seorang dokter di Penn Neurology Valley Forge menjelaskan, bahwa memori disimpan di bagian otak yang disebut lobus temporal.

Ingatan, peristiwa, dan fakta jangka panjang semuanya dikumpulkan ke area otak itu. Bagian tertentu dari lobus temporal juga berperan dalam mengenali sesuatu yang familiar.

Dan meskipun belum sepenuhnya terbukti bahwa dejavu terhubung ke lobus temporal, karena kurangnya data dari penelitian — ada beberapa petunjuk yang mengarahkan para ilmuwan untuk membuat hubungan ini.

Dejavu bisa jadi tanda masalah kesehatan

Dr Spears mengungkap, meski jarang terjadi, dejavu bisa merupakan tanda kejang, khususnya pada serangan epilepsi.

Sekitar 60 persen orang dengan epilepsi mengalami sesuatu yang disebut kejang fokal, yang hanya terjadi di satu bagian otak. Ini bisa berada di bagian otak yang sama di mana memori disimpan, yaitu lobus temporal.

Namun, kejang fokal ini sulit dikenali sebagai kejang, karena terjadi dalam waktu singkat dan pasien tetap sadar sepanjang waktu. Seseorang yang mengalami kejang fokal, umumnya terlihat seperti sedang menatap atau melamun.

Adanya masalah neurologis

Dr Patrick Chauvel, ahli saraf di Pusat Epilepsi Klinik Cleveland mengatakan, dejavu bisa menjadi masalah neurologis, ketika:

- Sering terjadi (beberapa kali dalam sebulan atau lebih sering dibandingkan beberapa kali dalam setahun)

- Disertai dengan ingatan seperti mimpi yang abnormal atau pemandangan visual

- Diikuti dengan hilangnya kesadaran dan/atau gejala seperti tidak sadar mengunyah, meraba-raba, jantung berdebar kencang, atau perasaan takut

Selain epilepsi, dejavu telah diamati juga sering terjadi pada demensia vaskular dan lebih jarang pada demensia lainnya.

Pasien dengan demensia frontotemporal mengalami deja vu terus-menerus dan mengarang cerita tentang kehidupan mereka saat ini, untuk merasionalisasi ilusi.

Jika Anda merasa dejavu yang dialami berkaitan dengan penyakit tertentu, segera berkonsultasi dengan dokter ahli saraf. Dokter kemungkinan akan melakukan tes darah dan tes darah dan elektroensefalogram (EEG) untuk melihat kondisi otak Anda.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/09/12/110300523/apakah-dejavu-tanda-penyakit-otak-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke