Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proses Pembentukan Sperma dan Hormon yang Berperan

Sebelum bisa keluar sebagai sperma yang matang saat ejakulasi, proses pembentukan sperma ternyata cukup kompleks.

Proses pembentukan sperma

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel spermatozoa (tunggal: spermatozoon).

Proses dan pematangan sperma ini terjadi di organ kelamin (gonad) pria, yaitu testis, tepatnya di tubulus eminiferus.

Sel spermatozoa (sperma) yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks.

Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembehalan dan diferensiasi sel.

Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus, yang kemudian disimpan dalam epididimis.

Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia atau spermatogonium.

Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.

Tahapan proses pembentukan sperma:

Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.

Setiap spermatogonia akan melakukan pembelahan mitosis (pembelahan awal spermatogonium menjadi spermatosit), kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap melakukan meiosis (pembelahan menjadi spermatosi sekunder dan spermatid)

Spermatosit primer akan melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder.

Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid.

Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional.

Sperma yang matang akan menuju epididimis, kemudian ke vas deferens - vesicula seminalis - uretra dan berakhir dengan ejakulasi.


Hormon yang berperan dalam proses pembentukan sperma

Proses pembentukan sperma dipengaruhi oleh kerja setidaknya beberapa hormon yang ada di dalam tubuh pria.

Hormon yang sangat berperan dalam proses pembentukan sperma, yaitu kelenjar hipofisis yang menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).

Selain itu, ada hormon lutein akan merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen atau testosteron akan memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.

Sementara, FSH akan merangsang sel sertoli untuk menghasilkan Androgen Binding Protein (ABP) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.

Selain kedua hormon di atas, hormon pertumbuhan juga membantu proses pembentukan sperma ini, karena ia berperan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/22/200500223/proses-pembentukan-sperma-dan-hormon-yang-berperan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke