Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksinasi Vs Infeksi, Mana yang Lebih Meningkatkan Antibodi Covid-19?

KOMPAS.com - Survei serologi yang dilakukan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Tim Pandemi Covid-19 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), menunjukkan antibodi masyarakat Indonesia meningkat.

Hasilnya memperlihatkan, bahwa kadar antibodi orang Indonesia mengalami peningkatan sebanyak empat kali lipat dalam tujuh bulan terakhir (Desember 2021-Juli 2022), dari sebelumnya 444,8 U/ml menjadi 2097,0 U/ml.

Dijelaskan oleh anggota Tim Pandemi Covid-19 FKM UI, Muhammad N Farid, terbentuknya kadar antibodi masyarakat Indonesia disebabkan oleh dua faktor yakni vaksinasi dan infeksi Covid-19.

"Kalau kita lihat misalkan vaksinasinya meningkat atau infeksinya meningkat, tentunya ada kemungkinan penduduk yang mempunyai antibodi juga meningkat, atau kadar antibodi yang dimiliki penduduk juga akan meningkat," terang Farid dalam konferensi pers Serologi Survey Nasional Ketiga yang digelar Kemenkes, Kamis (11/8/2022).

Kendati demikian, dia mengungkapkan survei yang dilakukannya bersama tim tidak mengetahui secara pasti faktor mana yang lebih tinggi untuk meningkatkan kadar antibodi SARS-CoV-2.

"Ada peningkatan antibodi yang disebabkan oleh dua faktor ini (vaksinasi dan infeksi) yang kita enggak tahu mana yang lebih superior," imbuhnya.

Secara data empiris, lanjut dia, adanya peningkatan antibodi menyebabkan pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit, keparahan atau meninggal dunia tidak mengalami peningkatan.

Pada kesempatan tersebut, ahli epidemiologi FKM UI Pandu Riono menjelaskan, kemungkinan besar antibodi terbentuk lebih dikarenakan vaksinasi terutama dosis ketiga atau vaksin booster.

"Yang paling penting, bahwa terjadi peningkatan kadar antibodi yang bisa disebabkan oleh infeksi maupun vaksinasi. Tapi kontribusi terbesar adalah dengan vaksinasi tadi," ucap Pandu.

Adapun survei serologi atau sero survei Juli 2022, menunjukkan tingkat antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia menjadi 98,5 persen.

Angka ini naik dari yang sebelumnya yakni Desember 2021, di mana tingkat antibodi dimiliki 87,8 persen masyarakat.


Pada Juli 2022, cakupan orang yang belum mendapat vaksinasi sekitar 18,1 persen. Sementara, mereka yang sudah mendapat vaksin dosis pertama mencapai 11,6 persen, dosis kedua 47,7 persen, dan dosis ketiga baru menjadi 22,6 persen.

Persentase tersebut, jauh lebih besar dibandingkan capaian vaksinasi pada Desember 2021. Tahun lalu, masyarakat yang belum mendapat vaksinasi masih berada di angka 30 persen.

Sedangkan yang mendapat dosis pertama sebesar 19 persen, dosis kedua 95 persen, dan dosis ketiga hanya 0,5 persen.

"Terjadi peningkatan dosis vaksinasi penduduk sekitar 50 persen pada setiap level dosisnya. Ini yang akan menjadi faktor terjadinya peningkatan kadar antibodi di masyarakat," kata Farid.

Vaksinasi booster mencegah keparahan penyakit dan kematian

Pandu menekankan pentingnya vaksinasi booster untuk mencegah risiko keparahan, dirawat di rumah sakit, hingga kematian pada pasien Covid-19.

"Kita terjadi lonjakan kasus, tetapi angka keparahan yang masuk rumah sakit, angka kematian tidak meningkat tajam, malah menurun. Artinya kita perlu melengkapinya dan menjadi prioritas bersama antara pemerintah dan masyarakat, tidak bisa hanya pemerintah," ujarnya.

Senada dengannya, anggota Tim Pandemi Covid-19 FKM UI Iwan Ariawan, menuturkan berdasarkan studi dari analisis kasus konfirmasi Covid-19 dan membandingkan proporsi kasus yang meninggal menurut status vaksinasinya, risiko terendah dialami mereka yang sudah di-booster.

"Risiko meninggal paling rendah adalah yang sudah mendapatkan vaksinasi booster, bahkan turunnya risiko bisa sampai 28-30 kali dibandingkan dengan yang belum vaksinasi sama sekali," jelasnya.

Dari data yang berbeda menunjukkan hal serupa, di mana vaksinasi lengkap hingga vaksin booster berdampak pada berkurangnya potensi keparahan dan kematian.

"Jadi ini membuktikan bahwa vaksinasi terutama booster lebih berperan untuk meningkatkan kadar antibodi. Vaksin jauh lebih berperan daripada infeksi itu asumsi bahwa infeksinya sama pada kelompok usia, sama pada kelompok status vaksinasi," ucap Pandu.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/12/130300923/vaksinasi-vs-infeksi-mana-yang-lebih-meningkatkan-antibodi-covid-19-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke