Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Jenis Vaksin Booster Kedua yang Digunakan di Indonesia

Pemberian vaksin booster dosis kedua sudah bisa dilaksanakan mulai hari ini, Jumat (29/7/2022).

Merujuk surat edaran nomor HK.02.02/C/3615/2022, vaksin yang digunakan untuk dosis booster kedua adalah vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dengan memperhatikan ketersediaan vaksin yang ada.

Lantas, apa saja jenis vaksin booster yang diizinkan BPOM?

Sebelumnya, BPOM telah memberikan EUA terhadap enam jenis vaksin booster di Indonesia, yang bisa disuntikkan secara homolog dan/atau heterolog.

Keenam vaksin tersebut yaitu CoronaVac (Sinovac), Corminatory (Pfizer), AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac), Moderna, Zifivax, dan Sinopharm.

Perlu diketahui, sejauh ini semua vaksin booster hanya diperuntukkan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas. Untuk booster kedua, penerimanya setidaknya telah mendapatkan suntikan dosis booster pertama dalam interval waktu 6 bulan.

Berikut 6 jenis vaksin booster dan efek sampingnya:

1. Vaksin Sinovac

Vaksin Sinovac dosis penuh sebagai booster homolog atau untuk vaksin primer sejenis.

Terkait efek samping dari suntikan Sinovac, kemungkinan bisa muncul reaksi lokal atau nyeri di lokasi suntikan dengan tingkat keparahan grade satu atau dua.

2. Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer dosis penuh sebagai booster homolog atau vaksin primer sejenis.

Selain itu, dosis setengah vaksin Pfizer bisa digunakan untuk vaksin primer Sinovac dan vaksin primer AstraZeneca.

Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin Pfizer dapat berupa nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.


3. Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca dosis penuh dapat diberikan kepada penerima vaksin primer atau vaksin primer Pfizer.

Adapun vaksin AstraZeneca dosis setengah digunakan untuk vaksin primer Sinovac.

Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin AstraZeneca antara lain nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.

4. Vaksin Moderna

Vaksin Moderna dosis setengah diperuntukkan sebagai booster dari vaksin primer sejenis, vaksin primer AstraZeneca, dan vaksin primer Janssen.

Untuk efek sampingnya, kemungkinan yang bisa muncul atas pemberian vaksinnya meliputi lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.

5. Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax dosis penuh digunakan sebagai booster untuk penerima vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.

Terkait efek samping pemberian suntikan vaksin meliputi timbul nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual, dan diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.

6. Vaksin Sinopharm

Vaksin Sinopharm dosis penuh diberikan sebagai booster vaksin primer sejenis atau penerima vaksin primer Sinovac.

Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin Sinopharm antara lain nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, kemerahan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot. Tingkat keparahan dari efek sampingnya berkisar grade satu atau dua.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/29/173000223/6-jenis-vaksin-booster-kedua-yang-digunakan-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke