Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kura-kura Mampu Perlambat Proses Penuaan, Ahli Mulai Memahami Alasannya

KOMPAS.com - Semua organisme hidup menua dan mati. Tetapi tak semua mahluk mengalami pola penuaan yang sama sebelum akhirnya ajal menjemput mereka.

Misalnya yang terjadi pada hewan seperti kura-kura, penyu, salamander, dan buaya. Hewan-hewan tersebut memiliki tingkat penuaan yang sangat rendah dan rentang hidup yang lebih panjang untuk ukuran mereka.

Buktinya saja, pada usia 190 tahun, kura-kura raksasa Jonathan the Seychelles dianggap sebagai hewan darat tertua yang masih hidup di dunia.

Dengan mempelajari hewan-hewan ini, para peneliti berharap dapat memperoleh wawasan yang dapat memberikan informasi mengenai perawatan dan obat-obatan untuk kondisi terkait usia manusia.

Dalam studinya, seperti dikutip dari Science Focus, Jumat (24/6/2022) peneliti menemukan bahwa kura-kura mengalami yang disebut sebagai 'penuaan yang dapat diabaikan', di mana tubuh mereka tak menua sama sekali seiring bertambahnya usia.

Ini tak berarti mereka abadi, hanya saja peluang mereka untuk mati tak terkait dengan usia mereka. Tak seperti pada manusia, di mana kemungkinan kematian meningkat seiring bertambahnya usia.

"Penuaan yang dapat diabaikan berarti bahwa jika peluang hewan untuk mati dalam setahun adalah 1 persen pada usia 10 tahun, itu akan sama saja saat hewan hidup di usia 100 tahun, peluang kematiannya masih 1 persen," kata Profesor David Miller, penulis studi ini.

Tim juga menemukan, bahwa hewan dengan perlindungan fisik atau kimia bawaan seperti cangkang keras, tulang belakang runcing, atau gigitan penuh racun, memiliki penuaan yang lebih lambat dan hidup lebih lama daripada hewan yang tidak.

"Berbagai mekanisme perlindungan itu dapat mengurangi tingkat kematian karena mereka tak dimakan oleh hewan lain. Akibatnya kemungkinan untuk hidup lebih lama makin tinggi," tulis penulis dalam studi mereka.

Karena fitur-fitur tersebut memengaruhi peluang hewan untuk bertahan hidup, kemungkinan besar juga akan berpengaruh pada bagaimana spesies itu berevolusi.

Meski begitu, hewan-hewan itu tak selalu dapat melindungi dari ancaman seperti perubahan iklim dan hilangnya habitat. Apalagi jika mereka memiliki laju hidup yang lambat.

"Spesies berumur panjang membutuhkan waktu lama untuk menjadi dewasa. Contohnya penyu perlu bertahan hidup satu dekade atau lebih hanya untuk mencapai usia di mana mereka dapat pertama kali bereproduksi," terang Miller.


Namun, umur panjang hewan dapat memiliki keuntungan, misalnya membantu mereka bertahan dan mengatasi tantangan seperti ketersediaan pangan. Ambil contoh saja, satu spesies yang memperlambat laju pertumbuhannya di saat-saat sulit.

"Hal ini memungkinkan mereka untuk mengatasi tantangan lingkungan dengan mengambil istirahat dari reproduksi sampai kondisi menjadi lebih baik," kata Miller.

Lebih lanjut, memahami evolusi dan dampak sifat protektif pada hewan dapat membawa kita lebih dekat untuk memahami penuaan pada manusia dan mengarah pada perawatan dan obat-obatan baru untuk penyakit yang berkaitan dengan penuaan manusia.

"Kami percaya bahwa kura-kura dan reptil yang menua lambat lainnya, dapat menjadi model untuk belajar tentang proses fisiologis dan genetik yang mendasari penuaan di semua hewan, ujar Miller.

"Kura-kura dan beberapa reptil berumur panjang yang kami pelajari, seperti tuatara dan buaya, memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan manusia," lanjutnya.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Science.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/24/173000223/kura-kura-mampu-perlambat-proses-penuaan-ahli-mulai-memahami-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke