Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesemutan Jadi Tanda Awal Neuropati, Kapan Perlu Deteksi Dini?

KOMPAS.com - Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dr Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menyampaikan bahwa kesemutan terus-menerus merupakan salah satu gejala neuropati.

Pasalnya, satu dari dua orang di atas usia 30 tahun dengan neuropati, dilaporkan mengalami kesemutan dan kebas sebagai gejala awal.

"Neuropati bisa terjadi dengan berbagai bentuk, mulai dari masa anak-anak pada penyakit herediter, dari bayi juga bisa, saat dewasa muda oleh karena didapat (faktor lainnya)," papar Manfaluthy dalam diskusi virtual memperingati Neuropathy Awareness Week 2022, Senin (20/6/2022).

"Jadi neuropati secara garis besar ada dua macam, karena herediter (keturunan) atau yang didapat. Yang keturunan biasanya munculnya saat mulai bayi atau anak-anak. Sedangkan yang didapat, bisa terkena di seluruh usia," sambung dia.

Lantaran penyakit ini bisa disebabkan karena berbagai faktor termasuk diabetes, hipertensi, kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman alkohol, penyakit jantung, kanker, paparan bahan kimia, dan konsumsi obat-obatan tertentu, maka deteksi dini menjadi hal yang penting.

Dokter Manfaluthy menekankan untuk melakukan deteksi dini neruropati tidak terbatas usia. Sebab, penyakit itu bisa terjadi pada siapa saja baik orang tua maupun mereka yang berusia muda.

"Kita mendeteksi neuropati tidak terbatas usia. Tapi kita melihat, satu faktor risiko yang kedua gejala-gejalanya. Jadi sebenarnya dari sejak dini kita harus mengenal dan mengawasi kalau mulai ada timbul gejala-gejala neuropati. Jangan sampai dia (neuropati) tumbuh menjadi lebih berat," imbuhnya.

Selain deteksi dini, skrining juga penting dilakukan terlebih ketika Anda sudah merasakan gejala seperti kesemutan yang berulang, meskipun posisi tangan atau kaki tidak tertekan.

Apabila gejala kesemutan mulai terjadi secara terus-menerus dan intensitasnya meningkat, Manfaluthy menyarankan untuk segera diperiksakan ke dokter.

Adapun kesemutan yang normal biasanya terjadi saat bagian tubuh menekuk, di mana sensasinya akan segera hilang beberapa waktu kemudian.

Sebaliknya, pada kesemutan gejala neuropati tidak dipengaruhi posisi tubuh yang menekuk serta berlangsung secara lama dan berulang-ulang.


Diagnosis neuropati

Berdasarkan survei terhadap tenaga kesehatan, kebanyakan diagnosis neuropati dilakukan berdasarkan gejala atau keluhan pasien. Sekitar 60 persen pemeriksaan dilakukan secara fisik, dan sisanya tidak dilakukan hanya berdasarkan dengan gejala.

"Diagnosis neuropati banyak dilakukan berdasarkan tanda-tanda dan keluhan pasien. Karena itu kita perlu untuk mengenal apa itu gejala neuropati," terang Manfaluthy.

Sementara itu, studi di beberapa negara termasuk Hong Kong, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Thailand menemukan, bahwa neuropati menjadi masalah yang besar, karena sering kali tidak dilakukan skrining dini.

"Ini yang menyebabkan neuropati masih seperti gunung es, karena tidak dilakukan skrining yang rutin. Sedangkan, diagnosis yang dibuat hanya berdasarkan keluhan," jelasnya.

Diakuinya, kebanyakan pasien cenderung tidak datang memeriksakan diri ke dokter, jika keluhannya masih ringan.

Setelah gejala itu semakin memburuk, barulah pasien memeriksakan diri. Kondisi tersebut, kata Manfaluthy, berpotensi menyebabkan keterlambatan diagnosis.

Akibat pasien tidak terdiagnosis secara dini dan akurat, terapi untuk pengobatannya pun terlambat. Dengan demikian, pasien berisiko hidup dengan neuropati yang tidak bisa disembuhkan lagi.

Padahal, neuropati pada tahap awal bisa diobati, untuk memperbaiki kualitas hidup pasien. Mengutip studi tahun 2018, pemberian vitamin neurotropik pada pasien selama 12 pekan menunjukkan penurunan angka total symptom score (TSS) yang signifikan.

Pengobatan dini, ataupun pencegahan merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencegah kerusakan saraf yang irreversible.

Pengobatan neuropati

Dilansir dari Cleveland Clinic, Senin (16/12/2019) pengobatan neuropati biasanya dimulai dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah medis yang mendasarinya, seperti diabetes atau infeksi.

Perawatan yang dilakukan kepada pasien, bertujuan untuk mengendalikan, mengurangi gejala, serta mencegah kerusakan saraf lebih lanjut. Pilihan pengobatan neuropati di antaranya sebagai berikut:

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/22/200300723/kesemutan-jadi-tanda-awal-neuropati-kapan-perlu-deteksi-dini-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke