Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Sinabung Turun Status ke Level Waspada, Masih Berpotensi Erupsi

Dikutip dari informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jumat (20/5/2022) penurunan status aktivitas gunung berapi yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya.

Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Sinabung yang berada pada level II atau waspada, masyarakat dan pengunjung/wisawatan diimbau tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, di dalam radius 3 km dari puncak gunung.

Selain itu, dilarang ada aktivitas manusia dalam radius 4,5 km untuk sektor selatan-timur Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

Adapun perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Sinabung setiap saat dapat diakses melalui aplikasi MAGMA Indonesia atau laman magma.esdm.go.id.

Sejak 2 Juni 2015 tingkat aktivitas Gunung Sinabung dinaikkan dari level III (siaga) menjadi level IV (awas). Pada 20 Mei 2019, tingkat aktivitas Gunung Sinabung diturunkan dari level IV (awas) menjadi level III (siaga).

Guguran masih terjadi tapi secara visual, jarak, dan arah luncuran tidak teramati. Erupsi terakhir terjadi pada 28 Juli 2021. 

Perlu digarisbawahi, terjadi pertumbuhan kubah lava pada kepundan sebelah tenggara dalam laju rendah. Kubah lava masih berpotensi menghasilkan guguran lava atau aliran piroklastik.

Sejarah Gunung Sinabung

Gunung Sinabung mempunyai ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut. Gunung berapi aktif ini merupakan gunung tipe B.

Sejarah kegiatan gunung api ini khususnya yang berupa letusan tidak banyak diketahui dan tidak terdapat dalam catatan sejarah dan literatur. Kegiatan vulkanik yang tercatat sebagai berikut:

Morfologi dan struktur geologi Gunung Sinabung

Geomorfologi Gunung Sinabung dibagi menjadi empat satuan morfologi berdasarkan morfografi dan morfogenesa, yaitu:

  • Perbukitan sedimen
  • Perbukitan vulkanik
  • Kerucut gunung api
  • Puncak gunung api

Lebih lanjut, Gunung Api Sinabung terbentuk pada tepian barat laut patahan cekungan Toba Tua.

Garis patahan strike slip mengiri sepanjang batas bagian barat Toba, yang bagian atasnya terbentuk Gunung Api Sinabung menerus ke timur laut hingga Gunung Api Sibayak merupakan sesar orde kedua.

Struktur sesar normal dijumpai di daerah Danau Kawar. Sesar normal Kawar ini merupakan sesar orde ketiga.

Sesar tersebut kehilangan tekanan dan mengalami penurunan di bagian selatan yang merupakan hanging wall nya. Sesar ini dicirikan oleh morfologi triangular facet yang menjadi salah satu penciri sesar normal.

Selain struktur sesar, struktur lainnya seperti struktur kelurusan topografi yang pada umumnya menunjukkan orientasi barat daya-timur laut serta struktur kawah juga di temukan pada bagian puncak gunung api dengan orientasi barat laut-tenggara.

Energi kumulatif dihitung dari gempa vulkanik. Selama periode pengamatan, terjadi tiga kali letusan yang sebenarnya tidak terlalu ekstrim.

Berdasarkan sifat erupsi dan keadaan Gunung Sinabung saat ini, maka potensi bahaya erupsi yang mungkin terjadi, adalah berupa aliran piroklastik (awan panas), jatuhan piroklastik (lontaran batu pijar dan hujan abu), aliran lava serta lahar.

Berdasarkan potensi bahaya yang mungkin terjadi, kawasan rawan bencana Gunung Sinabung dapat dibagi menjadi tiga tingkat kerawanan dari rendah ke tinggi, yaitu Kawasan Rawan Bencana I, Kawasan Rawan Bencana II dan Kawasan Rawan Bencana III.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/20/130300023/gunung-sinabung-turun-status-ke-level-waspada-masih-berpotensi-erupsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke