Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Ungkap Busur dan Panah Jadi Senjata Andalan Manusia Purba

KOMPAS.com - Busur dan panah layak mendapat penghargaan sebagai senjata andalan dalam sejarah manusia.

Peneliti menyebut panah menjadi penting bagi Homo sapiens untuk menaklukan planet ini serta membantu manusia modern keluar dari asal mereka di Afrika puluhan ribu tahun yang lalu.

Seperti dikutip dari Guardian, Minggu (17/4/2022) bukti teknologi busur dan panah ini ditemukan di gua-gua di Afrika Selatan dan berasal dari sekitar 64.000 tahun yang lalu.

Sementara di luar Afrika, bukti paling awal dari teknologi memanah ini adalah temuan mata panah berusia 48.000 tahun di Sri Lanka.

Tetapi kini, peneliti tampaknya menemukan bukti penggunaan busur dan panah paling tua di luar Afrika yang diperkirakan berumur sekitar 54000 tahun. Peneliti menemukannya di gua Grotte Mandrin di Lembah Rhone, Prancis Selatan.

Hanya saja studi yang dipimpin oleh Ludovic Slimak dari Universitas Toulouse ini tengah memastikan apakah artefak yang mereka temukan merupakan mata panah atau bukan.

Dengan menggunakan panah, seorang manusia purba dapat membunuh mangsanya pada jarak yang cukup jauh tanpa membahayakan diri mereka sendiri.

Panah juga memberi manusia modern keunggulan utama dari Neanderthal yang akhirnya dapat menduduki Eropa.

“Seekor hewan yang berjarak 100 meter akan berpikir Anda terlalu jauh untuk menjadi berbahaya dan tidak akan menjauh. Dengan busur dan anak panah manusia purba pun dapat berburu dengan aman serta menyediakan lebih banyak protein untuk kelompoknya," kata Slimak kepada Observer.

Lebih lanjut, hal penting dalam membuat busur dan panah adalah pengetahuan mengenai bahan seperti jenis pohon yang memiliki kelenturan yang tepat karena busur harus tahan terhadap tekanan yang cukup besar.

Selain itu juga perlu seorang ahli untuk membuat senar, mata panah, dan poros panah. Seluruh teknologi membutuhkan keahlian yang tinggi.


Dan peneliti menyebut bahwa peralatan yang ditemukan di Grotte Mandrin sangat terstandarisasi. Slimak pun lantas membandingkannya dengan bagaimana Neanderthal membuat peralatan.

"Neanderthal bisa membuat alat batu yang luar biasa tetapi masing-masing hanya satu kali. Sebaliknya yang dibuat oleh manusia modern sangat ringan, kompak, dan ukurannya seragam. Ini adalah sebuah industri," jelas Slimak.

Lebih lanjut, kemunculan manusia modern di Grotte Mandrin sendiri sekitar 12.000 tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Namun setelah menghabiskan waktu di wilayah tersebut, generasi tersebut menghilang dari catatan arkeologi. Sekitar 2.000 tahun kemudian, situs itu ditempati kembali oleh Neanderthal.

Jadi apa yang terjadi pada manusia modern itu?

Menurut Slimak, di awal menempati Grotte Mandrin hanya ada 100 manusia modern yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak.

“Jumlah itu mungkin tidak cukup untuk mempertahankan kekuatan biologis mereka dan mereka tidak dapat bertukar gen dengan Neanderthal. Ini mungkin karena mereka tak memiliki hubungan yang cukup baik dengan mereka atau karena kesuburan yang buruk," papar Slimak.

Teori tersebut didukung oleh Profesor Chris Stringer dari Museum Sejarah Alam London. Ia menyebut, jika memiliki kelompok kecil maka kemungkinan hanya memiliki sedikit spesialis juga.

Misalnya, mereka yang ahli membuat setiap elemen busur dan anak panah yang mereka gunakan, maka akan tahu pohon mana yang harus digunakan.

Dalam hal ini, jika kehilangan satu atau dua orang ahli maka akan membuat kelompok menjadi rentan punah. Apalagi bila belum dilakukan transfer pengetahuan pada orang lain dalam kelompok.

Perubahan iklim juga mungkin berdampak pada kelompok Grotte Mandrin. Hanya ada beberapa jenis pohon yang kayunya lentur dan cukup kuat untuk membuat busur.

Jadi jika ada perubahan iklim, pohon-pohon itu mungkin menjadi lebih langka atau bahkan mati sama sekali.

Sementara kelompok yang sudah tergantung dengan penggunaan senjata tak tidak dapat mengganti busur dan anak panah mereka, perlahan membuat mereka di ambang kepunahan.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/18/080500423/studi-ungkap-busur-dan-panah-jadi-senjata-andalan-manusia-purba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke