Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BPOM: Pfizer dan AstraZeneca Sudah Bisa untuk Booster Vaksin Covid-19 Jenis Lain

Sebelumnya, Kepala BPOM, Penny K Lukito pada konferensi pers 10 Januari 2022 mengumumkan bahwa vaksin Pfizer dan AstraZeneca hanya dapat digunakan untuk jenis vaksin booster homolog.

Vaksin booster homolog adalah pemberian dosis vaksin lanjutan atau booster ini mengikuti platform atau merek vaksin primer yang didapatkan sebelumnya. Misalnya Pfizer hanya boleh untuk penerima vaksin Pfizer saat penyuntikkan imunisasi dosis 1 dan 2. Sedangkan, AstraZeneca juga hanya diperbolehkan untuk vaksin primer AstraZeneca.

Namun, pada keterangan resmi BPOM terbaru pada Sabtu, 15 Januari 2022, penggunaan vaksin Covid-19 merek AstraZeneca dan Pfizer sudat dapat digunakan sebagai booster heterolog.

Vaksin booster heterolog merupakan pemberian vaksin dosis ketiga, tetapi berbeda jenis dengan produk vaksin yang diberikan untuk dosis 1 dan 2 sebelumnya.

Seiring dengan pelaksanaan program vaksin booster untuk masyarakat Indonesia, Penny menjelaskan, BPOM secara bertahap melakukan proses evaluasi penggunaan booster vaksin sesuai dengan pengajuan dan ketersediaan data uji klinik yang mendukung pengajuan booster tersebut.

"Badan POM kembali mengeluarkan penggunaan untuk 2 (dua) regimen booster heterolog pada vaksin Covid-19, yaitu vaksin Pfizer dosis setengah (half dose) untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca, serta vaksin AstraZeneca dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac atau dosis penuh (full dose) untuk vaksin primer Pfizer (full booster dose)," kata Penny dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (15/1/2022).

Booster vaksin Pfizer

Pada vaksin Pfizer sebagai booster heterolog, pemberiannya adalah setengah dosis (half dose) untuk vaksin primer merek Sinovac atau AstraZeneca.

Saat ini diketahui hasil imunogenisitas vaksin Pfizer untuk booster heterolog ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antibodi yang tinggi pada 6-9 bulan atau 31-38 kali setelah pemberian dosis primer lengkap.

Di sisi lain, peningkatan antibodi setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap vaksin SInovac menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi yakni 105,7 kali dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.

Untuk diketahui, IgG adalah antibodi G yang paling banyak ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya, yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi dengan cara "mengingat" kuman yang telah dihadapi sebelumnya. Jika kuman tersebutkembali, sistem kekebalan tubuh ini akan menyerang mereka.

Sedangkan, S-RBD adalah bagian penting virus SARS-COV-2 yang bernama Spike- Receptor Binding Domain (S-RBD). Bagian ini berfungsi pada masuknya virus penyebab Covid-19 tersebut ke dalam tubuh manusia.

"Secara umum pemberian dosis booster vaksin Pfizer dengan vaksin primer Sinovac dapat ditoleransi baik reaksi lokal maupun sistemik," jelasnya.

Sementara itu, untuk vaksin Pfizer sebagai booster dengan vaksin primer AstraZeneca, hasil imunogenisitasnya menunjukkan pada pemberian vaksin Pfizer dosis setengah setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap dengan vaksin AstraZeneca menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi yakni mencapai 21,8 kali dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.

Imunogenisitas ini menjadi pemeriksaan penting, karena dapat melihat kemampuan suatu substansi dalam memicu respons imun dari tubuh manusia.

Booster vaksin AstraZeneca

Hampir sama halnya dengan vaksin Pfizer, vaksin AstraZeneca juga menunjukkan hasil yang cukup baik bila digunakan sebagai vaksin booster heterolog terhadap jenis vaksin primer Sinovac dan Pfizer.

Setengah dosis vaskin AstraZeneca yang digunakan sebagai booster heterolog dengan vaksin vaksin primer Sinovac, menunjukkan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi.

Peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD ini diketahui mencapai 35-38 kali, baik pada interval booster 3-6 bulan (34-35 kali) maupun 6-9 bulan (35-41 kali).

Penny menjelaskan bahwa kenaikan IgG pada dosis setengah (half dose) tidak berbeda jauh dengan dosis penuh (full dose).

Sedangkan, untuk penggunaan vaksin AstraZeneca sebagai booster vaksin primer Pfizer juga hasil imunogenisitasnya tidak kalah baiknnya.

Untuk booster dengan vaksin primer Pfizer dosis penuh, hasil imunogenisitas menunjukkan peningkatan antibodi IgG yang baik yakni dari 3350 menjadi 13.242.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/18/160500923/bpom--pfizer-dan-astrazeneca-sudah-bisa-untuk-booster-vaksin-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke