Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER SAINS] Masa Karantina dari Luar Negeri Dipangkas | Viral Bola Api Banaspati | China Bagikan Potret Mars

KOMPAS.com - Beberapa berita populer Sains membuka awal tahun 2022 dengan berbagai fenomena. Selain soal dipangkasnya masa karantina dari luar negeri, juga ulasan tentang video viral bola api yang disebut warganet sebagai Banaspati.

Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 telah usai, namun kekhawatiran akan penularan Covid varian baru terus menjadi perhatian khusus.

Belum lama ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru tentang aturan masa karantina untuk pelaku perjalanan luar negeri.

Aturan tentang masa karantina dari luar negeri yang dipangkas menjadi 7-10 hari, mendapat tanggapan dari pakar epidemiologi.

Berita populer Sains yang cukup menarik sepanjang Selasa (4/1/2022) yakni soal video viral bola api yang ramai di media sosial dan disebut-sebut sebagai wujud makhluk halus, Banaspati.

Budayawan turut menjelaskan fenomena bola api yang dikaitkan dengan cerita-cerita makhluk halus yang berkembang di antara masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa.

Kabar dari misi luar angkasa China, juga tak kalah menarik. Wahana antariksa Tianwen-1 membagikan potret wajah Planet Mars.

Serta, ramainya pesan berantai di media sosial yang mengungkapkan penyebab cuaca dingin yang dikabarkan akan melanda wilayah Indonesia, disebabkan oleh fenomena Aphelion.

Isu itu pun langsung dibantah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan memberikan penjelasan mengenai penyebab cuaca dingin yang terjadi.

Selengkapnya, berikut beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Selasa (4/1/2022) hingga Rabu (5/1/2022) pagi.

Masa karantina dari luar negeri dipangkas

Sebelumnya, aturan masa karantina bagi para pelaku perjalanan luar negeri adalah 10 sampai 14 hari.

Dalam konferensi pers daring, Senin (3/1/2022) lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengurangi durasi masa karantina dari luar negeri menjadi 7 hingga 10 hari.

Alasannya, masa karantina terbaru ini dinilai karena kasus Covid-19 di Indonesia sudah mulai membaik.

Namun demikian, masa karantina yang dikurangi menjadi 7 hari dan 10 hari itu tergantung dari negara kedatangan. Untuk masa karantina 10 hari diberlakukan pada pelaku perjalanan yang baru tiba dari 13 negara yang mencatatkan kasus Covid-19 tinggi.

Ke-13 negara yang dimaksud yakni Afrika Selatan, Botswana, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho, United Kingdom (UK), Norwegia serta Denmark.

Sedangkan masa karantina 7 hari, berlaku bagi pelaku perjalanan luar negeri yang tiba dari selain 13 negara tersebut.

Terkait masa karantina 2022 yang dipangkas itu, epidemiolog mengatakan bahwa menurutnya aturan ini agak riskan, sebab ada kasus Taiwan yang menunjukkan penularan virus corona muncul di hari ke-12.

Selengkapnya berita populer Sains tentang masa karantina terbaru dari luar negeri dapat dibaca di sini.

Viral bola api Banaspati dan hantu berwujud bola api

Jagad maya tengah ramai membahas penampakan bola api yang diyakini sebagai Banaspati dalam sebuah video yang viral akhir-akhir ini.

Berita ini pun menarik perhatian banyak pengguna media sosial dan menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Selasa (4/1/2022).

Bola api bercahaya merah di langit gelap saat malam hari, selalu dikaitkan dengan pertanda datangnya hantu atau makhluk halus, bagi masyarakt Jawa.

Video viral bola api Banaspati yang ramai di media sosial itu diunggah akun Facebook Wahyu Cruw, menunjukkan penampakan bola api bercahaya merah misterius yang tertangkap kamera di Desa Mulayasari, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.

Banyak yang menyebut bola api itu sebagai makhluk halus bernama Banaspati.

Menurut budayawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Dr Sunu Wasono, dalam kepercayaan masyarakat Jawa, ada makhluk halus yang bernama Banaspati.

Banaspati adalah salah satu jenis makhluk halus yang diyakini senang menghisap darah, dan digambarkan wujud makhluk ini sangat mengerikan.

Ulasan selengkapnya mengenai video viral bola api Banaspati ini dapat disimak di sini.

China bagikan potret Planet Mars dari misi Tianwen-1

Badan Antariksa Nasional China atau China National Space Administration (CNSA) membagikan empat potret Planet Mars yang diperoleh dari misi Tianwen-1.

Untuk mengambil gambar permukaan Planet Mars, peneliti di CSNA menggunakan sensor yang dapat dilepas dan dilengkapi dengan dua lensa sudut lebar di dinding luar probe yang dikendalikan dari Bumi.

Foto berwarna yang dibagikan China memperlihatkan pengorbit terbang di sekitar Planet Merah di antara orbit yang diidentifikasi CNSA sebagai lapisan es di kutub utara Mars.

Pengorbit Tianwen-1, per 31 Desember 2021 lau, telah melakukan misinya di orbit Mars selama 526 hari.

Selengkapnya berita populer Sains tentang misi Planet Mars oleh badan antariksa China ini dapat di baca di sini.

Penyebab cuaca dingin bukan Aphelion

BMKG menegaskan bahwa pesan berantai tentang penyebab cuaca dingin belakangan ini disebabkan oleh fenomena aphelion adalah tidak benar.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryono mengatakan bahwa pesan berantai yang beredar di media sosial itu tidak benar karena fenomena aphelion.

Aphelion adalah saat jarak Bumi dengan Matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi.

Dalam pesan itu disebutkan bahwa saat berada di titik Aphelion, maka cuaca di Bumi akan cenderung lebih dingin dibandingkan periode lainnya.

Isi pesan berantai itu, menurut BMKG sangat meresahkan. Sebab, fenomena Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.

Penjelasan BMKG mengenai penyebab cuaca dingin di Indonesia dan fenomena aphelion sebagai salah satu berita populer Sains ini, dapat dibaca selengkapnya di sini.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/05/070300623/-populer-sains-masa-karantina-dari-luar-negeri-dipangkas-viral-bola-api

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke