Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Laura Anna Lumpuh karena Dislokasi Tulang Leher Setelah Kecelakaan, Kondisi Apa Itu?

KOMPAS.com - Selebgram Laura Anna banjir dukungan saat menjalani sidang pertama terkait kasus kecelakaan mobil bersama Gaga Muhammad yang menyebabkannya lumpuh.

Kecelakaan itu terjadi pada 8 Desember 2019 silam, Gaga yang saat itu merupakan pacar Laura, mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Akibat kecelakaan tersebut, Laura Anna mengalami kelumpuhan hingga saat ini.

Menuntut keadilan untuk pertanggungjawaban Gaga Muhammad, Laura pun melakukan gugatan dan pada Kamis (2/12/2021) digelar sidang pertama atas kasus tersebut.

Justice for Anna pun ramai di media sosial. Beragam tagar seperti #justiceforlaura ramai ditulis sejumlah selebriti sebagai bentuk dukungan untuk Laura Anna yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan bersama Gaga Muhammad pada 2019 lalu.

Selebram pemilik nama asli Edelenyi Laura Anna ini pun mendapat berbagai dukungan mulai dari Raffi Ahmad, Atha Halilintar, dan sejumlah artis lainnya.

Kasus Laura Anna lumpuh setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera pada tulang belakang. Kondisi yang disebut dengan Cervical Vertebrae Dislocation atau Dislokasi Tulang Leher.

Dikutip dari Study, Dislokasi Tulang Leher adalah cedera pada area tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang bergerak atau bergeser dari lokasi normalnya.

Jenis cedera ini paling sering disebabkan oleh kecelakaan mobil atau jatuh. Seperti yang dialami kasus Laura Anna yang mengalami kecelakaan mobil akhir Desember 2019 lalu yang menyebabkan cedera pada tulang leher yang berakibat pada lumpuh.

Cedera yang melibatkan tulang belakang dapat berdampak ekstremitas atas, sebab saraf di bagian leher merupakan bagian penting yang mengontrol otot-otot di ekstremitas atas.

Oleh sebab itu, jika terjadi kerusakan saraf di bagian leher dapat menyebabkan kelemahan, kekakuan, mati rasa pada bahu, lengan dan tangan. Dengan kata lain dapat menyebabkan kelumpuhan, seperti kondisi lumpuh yang dialami Laura Anna.

Gejala dislokasi tulang belakang leher, dapat meliputi gejala-gejala ini.

  • Nyeri hebat di bagian leher
  • Nyeri yang menjalar ke bahu dan lengan
  • Mati rasa dan kesemutan di ekstemitas atas
  • Kelehan pada ekstremitas atas
  • Kekauan pada ekstremitas atas.

Lantas, bagaimana diagnosis dan pengobatan atau perawatan dari cedera dislokasi tulang leher ini?

Jika pasien pernah mengalami kecelakaan atau trauma, terutama muncul gejala nyeri leher, maka patut waspada atau curiga dengan kemungkinan terjadinya dislokasi tulang belakang atau leher, seperi kasus cedera tulang leher setelah mengalami kecelakaan yang membuatnya Laura Anna lumpuh.

Diagnosis dapat menjadi semakin sulit, saat gejala fisik yang dialami tidak khas. Sebab, beberapa pasien dengan fraktur atau cedera lain akan mengeluh nyeri di lokasi lain, tetapi tidak mengeluh nyeri leher.

Seperti dikutip dari Keck Medicine University of Southern California (USC), terkadang banyak pasien yang mungkin meremehkan keparahan kecelakaan atau trauma saat mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.

Setiap pasien yang pernah mengalami kecelakaan atau trauma parah, terutama pasien dengan nyeri leher, harus dievaluasi secara hati-hati dengan sinar-x dan studi pencitraan tambahan, jika diperlukan, untuk mendiagnosis cedera serviks secara akurat.

Pengobatan dislokasi tulang leher

Ada berbagai metode pengobatan dislokasi tulang leher, baik yang dikategorikan konservatif atau nonoperatif dan bedah atau operatif.

Perawatan awal untuk fraktur atay dislokasi tulang yang parah mungkin akan melibatkan traksi tulang dan reduksi tertutup, dengan pin logam yang ditempatkan di tengkorak yang terhubung ke katrol, tali dan pemberat.

Sementara perawatan nonoperatif, termasuk perawatan bracce (orthotic) dan obat-obatan.

Perawatan bedah sering kali melibatkan fusi dan instrumentasi serviks posterior, yang meliputi metode memasukkan sekrup dan batang logam kecil untuk menstabilkan tulang belakang.

Pilihan lain termasuk dekompresi anterior dan fusi dengan atau tanpa instrumentasi.

Fraktur yang sangat tidak stabil mungkin memerlukan pembedahan leher anterior dan posterior. Tujuan pengobatan secara keseluruhan adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi neurologis atau fungsi saraf, memberikan stabilitas dan mengurangi rasa sakit.

Kendati demikian, pedoman pengobatan untuk patah tulang dan dislokasi tulang leher, maupun cedera lainnya, pada akhirnya tergantung pada sejumlah lokasi cedera yang dialami pasien.

Kasus Laura Anna yang lumpuh karena mengalami dislokasi tulang leher pasca-kecelakaan bersama Gaga Muhammad pada akhir 2019 lalu itu, mulai diperkarakan selebgram tersebut lantaran Gaga disebut tak bertanggung jawab atas kondisi yang dialami Laura saat ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/03/140100023/kasus-laura-anna-lumpuh-karena-dislokasi-tulang-leher-setelah-kecelakaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke