Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHO Sebut Eropa Pusat Pandemi Baru, Apa Alasannya?

Direktur WHO untuk kawasan Eropa Hans Kluge mengatakan, Eropa saat ini menjadi pusat penyebaran kasus Covid-19 dengan meningkatnya kasus.

Jumlah pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit dan angka kematian kembali naik.

"Jumlah kasus kembali hampir mencapai rekor sebelumnya dan kecepatan penularan kasus sangat mengkhawatirkan," kata Hans.

"Selama empat pekan terakhir, Eropa mengalami kenaikan lebih dari 55 persen kasus baru Covid-19."

"Sekarang ada lebih banyak kasus di Uni Eropa, 78 juta, lebih banyak dari kasus gabungan di Asia Tenggara, Timur Tengah, Pasifik Barat dan Afrika."

Kawasan Eropa yang mengalami peningkatan adalah seluruh negara Uni Eropa, Inggris, kemudian Rusia, Turki, Israel dan beberapa negara bekas Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.

Jumlah warga yang harus mendapat perawatan di rumah sakit juga meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir.

Bila kecenderungan ini terus berlanjut, Hans memperingatkan jumlah kematian di Eropa dan Asia Tengah bisa bertambah hingga 500 ribu orang di bulan Februari 2022.

Vaksin ada, namun jangkauannya tidak maksimal

Pekan ini WHO melaporkan peningkatan kasus Covid-19 di Eropa sudah terjadi selama lima pekan berturut-turut, dengan kenaikan terjadi di semua kelompok usia.

Tingkat penularan di Eropa menjadi yang tertinggi di dunia, yakni ada 192 kasus baru per 100 ribu penduduk.

Menurut Hans penyebabnya adalah jangkauan wilayah vaksinasi yang belum memadai, serta dilonggarkannya protokol kesehatan dan jarak.

Hans mengatakan negara-negara di Eropa tersebut memiliki tingkat vaksinasi yang berbeda, namun rata-rata tingkat vaksinasi dua dosis adalah 47 persen.

Hanya delapan negara yang sudah mencapai tingkat vaksinasi 70 persen, dengan dua negara masih berada di bawah 10 persen.

"Di negara dengan tingkat vaksinasi rendah, seperti di banyak negara di kawasan Laut Baltik, Eropa Tengah dan Utara, serta Semenanjung Balkan, jumlah warga yang harus dirawat di rumah sakit tinggi," katanya.

Direktur Urusan Keadaan Darurat WHO Mike Ryan mengatakan, beberapa negara Eropa belum melakukan usaha yang optimal dalam menjangkau warga untuk divaksinasi, meski vaksinnya tersedia.

"Ini peringatan kepada dunia, inilah yang terjadi di Eropa meski vaksinnya tersedia," kata Mike dalam jumpa pers.

Hans menekankan vaksin diperlukan karena telah menunjukkan apa yang diharapkan.

"Meski kasus Covid-19 hampir mencapai rekor, tingkat kematiannya saat ini hanya setengah dari tingkat tertinggi sebelum ada program vaksinasi," katanya.

"Hampir semua yang berada di rumah sakit dan meninggal karena Covid-19 hari ini adalah mereka yang belum divaksinasi penuh."

Hans juga mengatakan negara-negara perlu mempertimbangkan kembali penerapan protokol kesehatan dan perilaku sosial.

Ia kembali memperingatkan jika 95 persen penggunaan masker akan bisa menyelamatkan sekitar 188 ribu orang dalam beberapa bulan mendatang.

Fokus pada vaksinasi, bukan menerapkan lockdown

Ukraina, Kroasia, Slovenia dan Slovakia melaporkan jumlah kasus harian tertinggi, sementara di negara lain jumlah kasus secara keseluruhan mencapai rekor baru.

Kebanyakan negara Eropa Timur dan Tengah sudah melakukan vaksinasi kepada lebih dari 50 persen penduduknya, tapi lebih rendah dari tingkat rata-rata vaksinasi di Uni Eropa yang sudah mencapai 75 persen.

Peraturan Covid-19 di setiap negara juga berbeda, kebanyakan Pemerintah di kawasan Eropa mengutamakan upaya vaksinasi ketimbang kembali menerapkan 'lockdown'.

Rumania melaporkan jumlah kematian harian tetinggi pekan ini, dengan jumlah mencapai 591 kematian. Sistem layanan kesehatan di negara tersebut juga sudah mengalami kewalahan.

Bulgaria melaporkan jumlah kematian harian tertinggi minggu ini dengan 310 orang meninggal dalam 24 jam terakhir.

Baru 28,5 persen penduduk Bulgaria yang berjumlah 7 juta orang sudah divaksinasi penuh.

Di Kroasia, pihak berwenang melaporkan rekor harian tertinggi, yakni 6.310 kasus dan 32 kematian.

Pejabat Kroasia mengatakan mereka akan mengumumkan perlunya menunjukkan sertifikat vaksinasi bagi warga untuk melakukan kegiatan, namun tidak akan menerapkan 'lockdown'.

"Tindakan paling baik melawan virus adalah vaksinasi," kata Perdana Menteri Kroasia, Andrej Plenkovic.

Karena peningkatan kasus, banyak warga Kroasia mendatangi tempat vaksinasi di ibu kota Zagreb, baik untuk mendapatkan dosis pertama atau pun vaksin booster.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/10/090200723/who-sebut-eropa-pusat-pandemi-baru-apa-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke