Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nyawa Melayang karena Kutukan Mumi, Benarkah Rumor Ini?

KOMPAS.com - Beberapa bulan setelah penemuan makam Firaun Tutankhamun pada tahun 1922, orang yang mendanai penggalian tersebut - George Herbert, Earl of Carnarvon kelima di Inggris - jatuh sakit dan meninggal.

Tak butuh waktu lama, beredar rumor tentang kutukan mumi yang bisa menghilangkan nyawa seseorang.

Kematian Herbert bahkan dijadikan headline di berbagai surat kabar pada masa itu. Salah satu beritanya memberitakan judul 'Kutukan Firaun 3.000 tahun Terlihat dalam Penyakit Carnarvons'. Berita itu dimuat di The Courier Journal edisi 21 Maret 1923.

Tapi benarkan kutukan mumi itu ada?

Mengutip Live Science, Senin (4/10/2021) topik soal kutukan mumi ini masih menjadi perdebatan.

Namun para ilmuwan sebenarnya telah mempelajari hal tersebut secara serius dan beberapa makalah mengenai topik itu telah diterbitkan.

Misalnya saja, patogen tertentu yang berumur panjang mungkin saja bisa menjadi penyebab 'kutukan' itu. Ilmuwan pun mengunakan pemodelan matematika untuk menentukan berapa lama patogen dapat bertahan hidup di dalam makam.

"Memang, kematian misterius Lord Carnarvon setelah memasuki makam firaun Mesir Tutankhamun berpotensi dijelaskan oleh infeksi patogen yang sangat mematikan dan berumur sangat panjang," tulis Sylvain Gandon dalam artikel di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences tahun 1998.

Namun, publikasi yang lebih baru muncul untuk membantah kemungkinan ini.

Tim peneliti dalam makalah yang diterbitkan pada 2013 di jurnal International Biodeterioration & Biodegradation menemukan organisme yang menciptakan bintik-bintik coklat di makam Tutankhamun tersebut tidak aktif.

Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Mark Nelson, seorang profesor epidemiologi dan pengobatan pencegahan di Universitas Monash di Australia, tidak menemukan bukti bahwa mereka yang masuk ke dalam makam kemudian segera meninggal.

Studinya menemukan catatan 25 orang yang masuk ke makam rata-rata hidup sampai usia 70 tahun.

"Tak ada bukti yang mendukung keberadaan kutukan mumi," tulis Nelson dalam makalah tahun 2002 yang diterbitkan di British Medical Journal.

Asal usul kutukan

Gagasan tentang kutukan mumi itu sebenarnya sudah ada sebelum penemuan makam Tutankhamun.

Menurut Jasmine Day, ahli Mesir dan penulis buku The Mummy's Curse: Mummymania in the English-Speaking World, kutukan mumi adalah legenda yang berkembang secara bertahap sejak sekitar abad pertengahan abad ke-19.

Legenda kemudian berkembang dalam berbagai bentuk, mulai dari literatur fiksi, film horor, media berita, dan yang terbaru internet. Dan orang-orang pun kemudian mengaitkannya dengan peristiwa-peristiwa tertentu.

Misalnya saja pada saat tenggelamnya Titanic pada 1912. Beberapa orang percaya bahwa ada sebuah mumi di dalam kapal yang menyebabkan tenggelamnya kapal tersebut.

Selain itu menurut Day, ada faktor persaingan media di balik isu kutukan mumi ini. Jadi saat Carnarvon meninggal, Weigall memberikan klaim jika ia meninggal karena kutukan Tutankhamun.

"Yang paling utama di antara wartawan yang tidak puas adalah Arthur Weigall, seorang jurnalis, novelis, dan mantan ahli Mesir Kuno," kata Day.

Hingga saat ini juga, beberapa orang masih suka menghubungkan penemuan arkeologi dan peristiwa kontemporer dengan kutukan.

Ketika peti mati besar berusia 2.000 tahun ditemukan di Alexandria, Mesir, pada tahun 2018, beberapa orang takut jika membukanya akan melepaskan kutukan.

Demikian pula, ketika sebuah kapal memblokir Terusan Suez pada tahun 2021, beberapa orang mencoba menyalahkan mumi karena saat itu dikabarkan kapal juga mengangkut beberapa mumi firaun kuno.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/05/090200023/nyawa-melayang-karena-kutukan-mumi-benarkah-rumor-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke