Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Planet di Tata Surya Mengorbit di Bidang yang Sama?

KOMPAS.com - Jika Anda pernah mengamati model tata surya, Anda mungkin memperhatikan bahwa matahari, planet, bulan, dan asteroid duduk kira-kira pada bidang yang sama. Tapi kenapa begitu?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melakukan perjalanan ke awal pembentukan tata surya, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.

"Saat itu, 4,5 miliar tahun lalu, tata surya hanyalah awan debu dan gas besar yang berputar," kata Nader Haghighipour, astronom di University of Hawaii di M?noa, dilansir dari Live Science, Minggu (19/9/2021).

Awan besar itu berukuran 12.000 unit astronomi (AU); 1 AU adalah jarak rata-rata antara Bumi dan matahari, atau sekitar 93 juta mil (150 juta kilometer).

"Awan itu menjadi sangat besar, sehingga meskipun hanya diisi dengan debu dan molekul gas, awan itu sendiri mulai runtuh dan menyusut di bawah massanya sendiri," kata Haghighipour.

Saat awan debu dan gas yang berputar mulai runtuh, mereka kemudian menyebar.

Sebagai gambaran, bayangkan seorang pembuat pizza melemparkan adonan yang berputar ke udara.

Saat berputar, adonan mengembang tetapi menjadi semakin tipis dan rata. Itulah yang terjadi pada tata surya paling awal.

"Sementara itu, di tengah-tengah awan yang merata ini, semua molekul gas itu terhimpit begitu banyak, mereka memanas," kata Haghighipour.

Di bawah panas dan tekanan yang luar biasa, atom hidrogen dan helium menyatu dan memulai reaksi nuklir selama miliaran tahun dalam bentuk bintang bayi, yakni matahari.

Selama 50 juta tahun berikutnya, matahari terus tumbuh, mengumpulkan gas dan debu dari sekitarnya dan mengeluarkan gelombang panas dan radiasi yang hebat.

Perlahan, matahari yang tumbuh membersihkan ruang kosong di sekitarnya.

"Saat matahari tumbuh, awan terus runtuh, membentuk "cakram di sekitar bintang yang menjadi lebih datar dan lebih datar dan mengembang dan mengembang dengan matahari di pusatnya," kata Haghighipour.

Akhirnya, awan itu menjadi struktur datar yang disebut piringan protoplanet, yang mengorbit bintang muda itu.

Piringan itu, kata Haghighipour, membentang di jarak ratusan AU dan tebalnya hanya sepersepuluh dari jarak itu.

Selama puluhan juta tahun setelahnya, partikel debu di piringan protoplanet berputar-putar dengan lembut, kadang-kadang menabrak satu sama lain. Beberapa bahkan terjebak bersama.

Dan selama jutaan tahun itu, partikel-partikel itu menjadi butir-butir sepanjang milimeter, dan butir-butir itu menjadi kerikil sepanjang sentimeter, dan kerikil-kerikil itu terus bertabrakan dan saling menempel.

Akhirnya, sebagian besar materi di piringan protoplanet saling menempel membentuk objek besar.

Beberapa dari objek itu tumbuh begitu besar sehingga gravitasi membentuknya menjadi planet bulat, planet kerdil, dan bulan.

Benda-benda lain menjadi berbentuk tidak beraturan, seperti asteroid, komet, dan beberapa bulan kecil.

Meskipun ukuran benda-benda ini berbeda, mereka kurang lebih berada di bidang yang sama, tempat bahan bangunan mereka berasal.

Itu sebabnya, hingga hari ini, delapan planet dan benda langit lainnya di tata surya mengorbit pada tingkat yang kurang lebih sama.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/21/090000723/kenapa-planet-di-tata-surya-mengorbit-di-bidang-yang-sama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke