Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Temuan Spesies Baru Katak Kecil Bermulut Sempit di Belitung dan Lampung

KOMPAS.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari Pusat Penelitian Biologi berhasil menemukan spesies katak terbaru yakni katak kecil bermulut sempit.

Spesies katak ditemukan pada 2018 dan 2019 di perkebunan kelapa sawit Pulau Belitung dan Lampung di Sumatera bagian tenggara oleh tim herpetologi.

Spesies baru ini kemudian diberi nama ilmiah Microhyla sriwijaya.

Peneliti Herpetologi Pusat Penelitian Biologi, Amir Hamidy mengatakan, nama sriwijaya dipilih untuk diabadikan sebagai nama jenis.

Nama Sriwijaya mengacu pada nama kerajaan pemersatu pertama yang mendominasi sebagian besar Kepulauan Melayu.

"Ini (Kerajaan Sriwijaya) berbasis di Sumatera dan mempengaruhi Asia Tenggara antara abad ke-7 dan ke-11," kata Amir dalam keterangan tertulis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kini tergabung dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Penulis lain dalam penelitian ini yaitu Rury Eprilurahman dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki sembilan spesies Microhyla.

Di antaranya seperti:

  • M. achatina (Jawa),
  • M. berdmorei (Kalimantan dan Sumatera),
  • M, mukhlesuri (Sumatera),
  • M. gadjahmadai (Sumatera),
  • M. heymonsi (Sumatera),
  • M. malang (Kalimantan),
  • M. orientalis (Jawa, Bali, Sulawesi dan Timor),
  • M. palmipes (Bali, Jawa dan Sumatera),
  • M, superciliaris (Sumatera)

Dari jumlah tersebut, empat spesies yakni M. achatina, M. gadjahmadai, M. orientalis, dan M. palmipes merupakan jenis endemik Indonesia.

Sementara itu, Rury lebih lanjut mengatakan, Pulau Sumatera menempati posisi kedua wilayah terluas untuk keanekaragaman spesies Microhyla ini, karena 7 dari 9 spesies di Indonesia ada di Sumatera.

Status konservasi amfibi

Katak merupakan salah satu spesies hewan yang termasuk dalam kelompok amfibi yaitu hewan vertebrata.

Amir menjelaskan, terkait status konservasi amfibi di Pulau Belitung, habitatnya sendiri sudah cukup terancam, terutama oleh kegiatan antropogenik yang mengakibatkan kerusakan habitat beberapa jenis amfibi.

Sehingga, menurut dia, penemuan spesies baru Microhyla sriwijaya ini menjadi pelajaran untuk kita betapa perlunya melestarikan habitat alami pulau yang berharga itu.

Selain itu, ia menambahkan, perlu dilakukan survei dan studi herpetologi secara ekstensif di wilayah yang lebih kecil dan kurang tereksplor potensi kehatiannya seperti Belitung.

Adapun, peneliti lainnya yang terlibat dalam penulisan ilmiah mengenai penemuan spesies terbaru ini adalah Sonali Garg, vestidhia Y. Atmaja, Farits Alhadi, Misbahul Munir, Rosichon Ubaidillah, Tuty Arisuryanti S.D. Biju, Dan Ericn Smith.

Penemuan spesies baru dari genus Microhyla ini telah dipublikasikan pada jurnal Zootaxa pada tanggal 2 September 2021.

Ciri khas Microhyla sriwijaya

Dalam penuturannya, Amir mengatakan bahwa spesies katak baru ini masih merupakan anggota dari M. achatina dan saudara dari M.orientalis.

"Namun, berdasarkan analisis morfologis, molekuler, dan akustik terdapat perbedaan dan kami mengidentifikasikan katak ini sebagai spesies baru," jelasnya.

Sehigga, spesies baru M. sriwijaya ini tentunya memiliki keunikan sendiri dibandingkan yang lainnya, di antaranya:

  1. Katak jantan dewasa ukurannya kecil dengan panjang moncong hanya berkisar 12,3 hingga 15,8 mm.
  2. Kombinasi karakter katak jantan lebih kecil dengan ukuran panjang tubuh kurang dari 16 mm.

"Moncongnya tumpul dan bulat, memiliki tanda punggung berwarna coklat kemerahan atau oranye dengan tuberkel kulit yang menonjol," kata dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/20/190000823/temuan-spesies-baru-katak-kecil-bermulut-sempit-di-belitung-dan-lampung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke