Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Berapi di Indonesia Termasuk Paling Berbahaya di Dunia, Mengapa?

KOMPAS.com - Indonesia menjadi salah satu rumah bagi gunung berapi berbahaya di dunia.

Beberapa letusan dahyat pun pernah terjadi, contohnya saja Krakatau pada 1883, Gunung Tambora pada 1815, dan Toba yang pernah mengalami letusan super masif sekitar 72.000 tahun yang lalu.

Pertanyaannya adalah mengapa hal itu bisa terjadi?

Kini studi kolaborasi Universitas Uppsala, Museum Sejarah Alam Swedia di Stockholm, Universitas Freiburg di Jerman, dan Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda, menemukan petunjuknya.

Peneliti menyebut ada hubungan antara mantel bumi dengan letusan gunung berapi.

Dalam penelitian tersebut, peneliti pun melakukan analisis kimia mineral pada lava dari Bali dan Jawa untuk lebih memahami bagaimana mantel bumi terbentuk di wilayah tertentu dan bagaimana magma berubah sebelum letusan.

Hasil penelitian ini pun dapat meningkatkan pemahaman tentang bagaimana vulkanisme di kepulauan Indonesia bekerja.

"Magma terbentuk di mantel dan komposisi mantel di bawah Indonesia dulu hanya diketahui sebagian," ungkap Frances Deegan, salah satu penulis studi dan peneliti di Departemen Ilmu Bumi Universitas Uppsala, seperti dikutip dari Phys, Senin (12/7/2021).

Menurutnya, memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang mantel bumi juga memungkinkan untuk membuat model yang lebih dapat diandalkan untuk perubahan kimia dalam magma ketika menembus kerak yang tebalnya 20 hingga 30 kilometer yang sebelum akhirnya erupsi.

Komposisi magma sendiri sangat bervariasi dari satu lingkungan geologi ke lingkungan geologi lainnya dan memiliki pengaruh pada jenis letusan gunung berapi yang terjadi.

Misalnya saja, kepulauan Indonesia terbentuk oleh vulkanisme yang disebabkan oleh dua lempeng tektonik benua Bumi yang bertabrakan di sana.

Dalam tumbukan ini, lempeng Indo-Australia meluncur di bawah lempeng Eurasia dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun.

Proses ini, yang dikenal sebagai subduksi, dapat menyebabkan gempa bumi yang kuat.

Bencana tsunami tahun 2004, misalnya, disebabkan oleh pergerakan di sepanjang batas lempeng ini.

Hasilnya adalah gunung berapi sering erupsi dan seiring waktu, membentuk gugusan pulau berbentuk busur.

Sepanjang Busur Sunda, yang terdiri dari kepulauan selatan Indonesia buktinya beberapa letusan gunung berapi dahsyat telah terjadi.

Magma lantas bereaksi secara kimia dengan batuan sekitarnya ketika menembus kerak bumi sebelum pecah di permukaan. Oleh karena itu, dapat sangat bervariasi di antara gunung berapi.

Untuk lebih memahami asal usul vulkanisme di Indonesia, para peneliti ingin mengetahui komposisi magma "primer" yang berasal dari mantel itu sendiri.

Berhubung sampel tidak dapat diambil langsung dari mantel, para ahli geologi mempelajari mineral dalam lava yang baru saja dikeluarkan dari empat gunung berapi: Merapi dan Kelut di Jawa, dan Agung dan Batur di Bali.

Peneliti kemudian memeriksa kristal piroksen yang merupakan salah satu mineral pertama yang mengkristal dari magma.

Mereka menemukan rasio isotop oksigen 160 dan 180 yang mengungkapkan banyak hal tentang sumber dan evolusi magma.

Para peneliti menemukan, bahwa komposisi oksigen mineral piroksen dari Bali hampir tidak terpengaruh sama sekali selama perjalanan mereka melalui kerak bumi.

Komposisi mereka cukup dekat dengan keadaan aslinya, menunjukkan bahwa sedimen minimum telah ditarik ke dalam mantel selama subduksi. Pola yang sama sekali berbeda ditemukan pada mineral dari Jawa.

“Kami dapat melihat bahwa Merapi di Jawa menunjukkan tanda isotop yang sangat berbeda dari gunung berapi di Bali. Ini sebagian karena magma Merapi berinteraksi secara intensif dengan kerak bumi sebelum meletus," ungkap Profesor Valentin Troll dari Departemen Ilmu Bumi Universitas Uppsala

"Itu sangat penting, karena ketika magma bereaksi dengan, misalnya, batu kapur yang ditemukan di Jawa Tengah tepat di bawah gunung berapi, magma menjadi penuh sampai titik meledak dengan karbon dioksida dan air, dan letusannya menjadi lebih eksplosif," imbuhnya.

Mungkin itulah mengapa Merapi sangat berbahaya dan menjadi salah satu gunung berapi paling mematikan di Indonesia.

"Indonesia berpenduduk padat, dan segala sesuatu yang memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana gunung berapi bekerja sangat berharga, dan membantu kita untuk lebih siap ketika gunung berapi meletus," kata Deegan.

Studi dipublikasikan di Nature Communications.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/12/203000223/gunung-berapi-di-indonesia-termasuk-paling-berbahaya-di-dunia-mengapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke