Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa Bisa Jadi Pertanda Baik Covid-19

KOMPAS.com - Orang yang kehilangan indra penciuman dan perasa merupakan salah satu gejala paling pasti terinfeksi Covid-19. Anosmia juga bisa menjadi pertanda baik bagi pasien Covid-19.

Di awal tahun 2021, dua penelitian internasional mengonfirmasi bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala anosmia atau hilangnya indra penciuman dan perasa untuk sementara waktu.

Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa anosmia karena Covid-19 merupakan indikator terbaik dari paparan virus corona.

Bagi banyak orang, kehilangan penciuman dan pengecapan bisa sangat parah, bisa memakan waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan sebelum indra kembali normal.

Dilansir Healthline, sekitar 86 persen orang yang terpapar Covid-19 kehilangan indra penciuman dan perasa sebagian atau total.

Kendati gejala ini tergolong yang paling umum dialami pasien Covid-19, menurut riset yang terbit pada bulan Januari 2021, mayoritas pasien Covid-19 yang mengalami anosmia (hampir 55 persen) mengembangkan gejala ringan.

Belum diketahui pasti kenapa orang yang mengalami anosmia mengembangkan gejala Covid-19 ringan.

Namun peneliti berpikir, pasien Covid-19 yang anosmia memiliki gejala ringan mungkin karena mereka memiliki antibodi tertentu dengan kadar lebih tinggi yang membatasi penyebaran virus corona ke hidung.

Menurut Dr. Jonathan Overdevest, asisten profesor rinologi dan bedah dasar tengkorak di Universitas Columbia, jawaban pastinya tetap sulit dipahami.

“Kita tahu bahwa kehilangan penciuman karena Covid-19 lebih dari mekanisme sederhana yangterjadi pada infeksi saluran pernapasan musiman, di mana gejala umum hidung tersumbat dan pilek mengakibatkan aliran udara yang buruk dan berkurangnya pengiriman bau ke daerah hidung yang bertanggung jawab pada bau,” katanya.

Studi yang terbit bulan Januari ini menganalisis data yang dilaporkan 2.581 pasien Covid-19 di 18 rumah sakit Eropa.


Para peneliti menemukan, hampir 55 persen pasien dengan gejala Covid-19 ringan mengalami beberapa tingkat anosmia. Rata-rata, hilangnya penciuman berlangsung sekitar 22 hari.

Sementara pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat yang mengalami anosmia sekitar 37 persen. Sementara pasien yang sembuh dari Covid-19 berat hingga kritis melaporkan kehilangan penciuman paling sedikit, hanya 6,9 persen.

Ditanya mengapa kehilangan penciuman mungkin lebih umum terjadi pada kasus Covid-19 ringan daripada parah, Overdevest mengatakan sejumlah besar kasus ringan mungkin ada hubungannya dengan itu.

“Kejelasan asosiasi ini dibatasi oleh sejumlah faktor perancu. Namun, batasan utama untuk menarik kesimpulan ini adalah bias dan statistik,” katanya.

“Di mana banyaknya kasus Covid-19 yang lebih ringan dibandingkan dengan kasus yang parah memberikan populasi individu yang lebih luas untuk mengalami perubahan bau.”

Sebagian besar pasien dengan anosmia sembuh

Hampir 25 persen orang yang terkena anosmia mengatakan, mereka tidak dapat memulihkan indra penciuman hingga 60 hari.

“Menurut penelitian, sebagian besar orang memulihkan indra penciumannya dalam waktu 3 minggu,” kata Dr. Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York.

“Tetapi 15 persen pasien Covid-19 dengan anosmia memerlukan waktu pemulihan hingga 2 bulan, dan 5 persen pasien butuh waktu hingga 6 bulan."

Glatter menekankan, sebagian besar anosmia pada pasien Covid-19 sembuh.

"Namun, kita masih perlu memantau pasien yang terus kehilangan penciuman," katanya memperingatkan.

Menurut Glatter, virus pernapasan lainnya seperti virus flu (rhinoviruses) atau virus corona umum lainnya dapat menyebabkan hilangnya indera penciuman dan rasa untuk sementara hingga satu minggu.

Dilansir dari Eurekalert, 19 Januari 2021, Alexander Wieck Fjaeldstad mengatakan bahwa penting untuk menyadari gejala anosmia.

Menurut Fjaeldstad yang merupakan profesor di bidang penciuman dan pengecapan di Universitas Aarhus, rata-rata hilangnya indra penciuman adalah 79,7 pada skala 0-100.

"Ini menunjukkan, hilangnya sensorik yang besar," kata dia.

Selain hilangnya indra penciuman, indra perasa atau pengecapan juga berkurang secara signifikan, menjadi 69,0 pada skala 0-100, sama seperti indra perasa yang tersisa di mulut juga berkurang, kali ini menjadi 37,3 pada skala 0-100.

"Hilangnya indra penciuman membuat kemampuan untuk merasakan aroma makanan menghilang. Ini membuat indra lainnya sulit mengenali apa yang Anda makan. Saat indra penciuman menghilang, memasukkan makanan ke dalam mulut Anda bisa menjadi pengalaman yang jelas tidak menyenangkan," jelas Fjaeldstad.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/05/132651123/kehilangan-indra-penciuman-dan-perasa-bisa-jadi-pertanda-baik-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke