Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Abaikan, 7 Efek Buruk Bermain Gadget dan Internet pada Anak-anak

Hal ini disampaikan oleh Psikolog Rumah Sakit Pondok Indah- Puri Indah, Meriyati M.Psi, Psi dalam diskusi daring bertauk Kesehatan Mental Anak dan Remaja di masa Pandemi, Selasa (29/6/2021).

Selain dipakai oleh mereka saat ada jadwal belajar online, umumnya anak dan remaja menggunakan gawai untuk aktivitas lainnya seperti bermain games, berselancar di sosial media, dan lain sebagainya.

Bahkan, tidak sedikit yang setiap waktu di hari-harinya tidak lepas dari penggunaan gawai (gadget).

"Internet dan gawai ini bagai pisau bermata dua. Tergantung bagaimana kita menggunakannya," kata Meriyati.

Meriyati mengungkap, ada dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak.

Dampak positif internet dan gawai (gadget) :

- Update informasi

- Mempermudah interaksi

- Mempersingkat waktu dan jarak

- Alat rekreasi

Dampak negatif internet dan gadget:

- Kurang konsentrasi

- Kurang sosial

- Kurang motivasi

- Akses informasi tanpa seleksi

- Tidak menjadi diri sendiri

- Malas gerak

Tidak hanya itu, ditambahkan Meriyati, penggunaan gadget juga sangat mungkin berpengaruh terhadap kesehatan mental mereka.

Berikut beberapa efek buruk yang bisa terjadi jika anak-anak terpapar gawai dalam jangka waktu yang panjang.

1. Cyber bullying

Pengaruh kesehatan mental akibat penggunaan internet dan gawai yang berlebihan pertama adalah cyber bullying.

Dalam hal ini, bukan hanya seseorang bisa menjadi korban pembulian yang dilakukan oleh orang lain melalui gadget.

Melainkan, internet juga memperbesar risiko seseorang menjadi pelaku pembulian.

"Cyber bulying, misalnya mudah membuat akun palsu, membuat seseorang dengan mudah mem-bully orang lain," kata Meriyati. 

2. Adiksi (kecanduan) 

Pengaruh kesehatan mental berikutnya yang sangat berpotensi akibat penggunaan gawai dan internet yang berlebihan, adalah kecanduan terhadap berbagai kegiatan yang bisa dilakukan melalui internet dan gadget.

Seperti kecanduan games, internet, sosial media dan juga online shopping.

Jika hal ini tidak segera disadari dan dibenahi oleh orangtuanya, maka kecanduan-kecanduan tersebut bisa merugikan anak-anak dan orang lain.

Contohnya seperti kasus seorang remaja (kelas 2 SMP) asal Sidoarjo, Jawa Timur yang rela mencuri dan membakar rumah tetangganya akibat kecanduang game online.

Ia membakar rumah tetanggnya lantara tidak mendapatkan uang untuk isi ulang atau top up game online, pada 8 Mei 2021 lalu.

Tidak hanya itu, akibat game online ini juga, seorang remaja perempuan asal Jambi nekat kabur dari rumah dan terlantar di bandara Soekarno-Hatta, karena ingin bertemu dengan pria sekaligus lawan mainnya di sebuah game online.

Meriyati menegaskan, internet dan gawai itu tidak akan menjadi masalah dan tidak akan merugikan orang lain, jika tidak digunakan berlebihan.

Padahal, pola makan tepat waktu dan tidur yang cukup akan menunjang kesehatan mental serta fisik anak.

Apalagi, umumnya keseringan menggunakan gadget membuat seseorang malas sekali bergerak (mager).

4. Depresi

Depresi menjadi gangguan atau dampak kesehatan mental berikutnya akibat internet berlebihan.

Mengapa demikian? Sebab, hampir segala hal yang ada di internet dan tersaji di gadget yang kita miliki tidak ada filter atau penyaring instan, mana yang anak-anak butuhkan dan tidak dibutuhkan. Mana yang akan mengganggu dan mana yang bermanfaat.

"Semua akses informasi tanpa seleksi ada di internet, yang mudah kita akses juga di gawai kita. Dampak negatifnya, internet membuat banyak diantara kita tidak menjadi diri sendiri," ujarnya.

Aktivitas dan tindakan tidak menjadi diri sendiri itu juga akhirnya nanti akan berakibat pada depresi, jika tidak segera dihindari.

5. Cemas

Rasa cemas juga merupakan gangguan kesehatan mental yang sering dialami oleh siapa saja yang berlebihan dalam menggunakan internet dan gawai, termasuk anak-anak.

Meriyati menjelaskan, rasa cemas akibat penggunaan internet tersebut bisa bersumber dari banyak faktor. Terutama dari informasi yang mereka baca di media sosial.

Apalagi, tidak semua media sosial memberikan kabar atau informasi yang benar. Ada saja informasi yang keliru dan diambil begitu saja oleh anak-anak, dan memicu kecemasan personal.

6. Keluhan fisik tanpa latar belakang medis

Meriyata berkata, pengaruh penggunaan internet dan gawai berlebihan ini bisa membuat anak-anak mengeluhkan banyak hal.

Berkaitan dengan dampak negatif tidak menjadi diri sendiri, anak-anak mungkin saja selalu melihat sesuatu yang bagus atau baik-baik di media sosial mengenai temannya.

Baik itu secara materil maupun fisik temannya yang tampak lebih bagus menurut anak Anda. Ini akan menjadi pemicu anak-anak mengeluhkan kenapa fisiknya tidak "sesempurna" temannya itu.

Pemikiran ini bisa terjadi meskipun, fisik anak Anda tidak sedikit pun memiliki kekurangan ataupun tidak ada masalah medis sama sekali. Rasa cemas dan depresi pada anak Anda juga bisa terjadi jika tidak segera diingatkan.

7. Gangguan psikotik

Pengaruh penggunaan internet dan gawai berlebihan pada anak-anak berikutnya adalah gangguan psikotik.

Gangguan psikotik adalah kondisi di mana anak-anak akan mengalami kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi.

Itu artinya, mereka akan sulit membedakan apa yang harusnya mereka kerjakan di kehidupan nyatanya sehari-hari, dan asik dengan imajinasinya melalui informasi di internet.

Alhasil, anak-anak suka sekali berkhayal tanpa tindakan, rebahan tanpa aksi, dan ada saja yang melakukan aktivitas yang sama seperti yang ia lihat di internet tanpa memilahnya lagi.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/04/100500323/jangan-abaikan-7-efek-buruk-bermain-gadget-dan-internet-pada-anak-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke