Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER SAINS] Rasanya Kembali Ke Bumi dari Luar Angkasa | Vaksin yang Bisa Melawan Varian Baru Covid-19

KOMPAS.com - Apa rasanya kembali ke Bumi dari luar angkasa? Empat astronot yang baru saja kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional menceritakan pengalaman uniknya saat kembali memasuki atmosfer Bumi.

Ini adalah salah satu berita populer Sains edisi akhir pekan, 8-9 Mei 2021.

Selain itu, kabar meninggalnya Raditya Oloan, suami Joanna Alexandra kembali mengingatkan kita bagaimana badai sitokin usai terpapar Covid-19 dapat berakibat sangat fatal.

Namun, temuan peneliti terbaru menyatakan setidaknya ada tiga vaksin Covid-19 yang dianggap mampu melawan varian baru virus corona. Apakah vaksin ini dapat semakin melindungi kita?

Berita populer lainnya, tentang diet. Diet bukan hanya untuk menguruskan badan, beberapa orang melakukan diet untuk menambah berat badan. Tapi bagaimana caranya menaikkan BB dengan cara sehat?

Berikut ulasan Kompas.com.

1. Rasanya kembali ke Bumi dari luar angkasa

Empat astronot yang baru saja kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), menceritakan pengalaman mereka kembali ke Bumi dan merasakan percikan air laut setelah lebih dari 160 hari di luar angkasa, pada Kamis, (6/5/2021).

Kapsul SpaceX Crew Dragon yang membawa empat astronot kembali ke Bumi jatuh di lepas pantai Florida pada Minggu (2/5/2021) pagi waktu setempat.

Empat astronot itu terdiri dari 3 astronot NASA dan satu astronot Jepang. Kelompok mereka dinamai Crew-1.

"Ada saat di mana saya hanya berkata pada diri sendiri, ayo bernapas. Tarik napas. Karena saya merasa sangat berat. Saya merasa seperti kartun yang punya wajah melorot," kata astronot NASA, Victor Glover, salah satu dari 4 astronot Crew-1.

"Ini sangat dinamis dan sangat menantang," kata Glover.

Dilansir dari AFP, Jumat (7/5/2021), Glover mengaku kesulitan bernapas saat memasuki atmosfer Bumi karena bobot percepatan terkonsentrasi di dada.

"Kendati begitu, peluncuran dan kembali ke Bumi adalah pengalaman yang unik," katanya.

Baca selengkapnya pengalaman keempat astronot itu di sini:

Apa Rasanya Kembali ke Bumi dari Luar Angkasa? Ini Kata Astronot

Suami dari artis peran Joanna Alexandra, Raditya Oloan, meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021) setelah sempat dirawat secara intensif di ruang ICU. Dikabarkan sebelum Raditya Oloan mengembuskan napas terakhirnya, pria berusia 36 tahun itu sempat mengalami badai sitokin (cytokine storm) setelah terpapar Covid-19.

Hal ini diungkapkan oleh Joanna melalui akun Instagram pribadinya yang menyebutkan, bahwa penyebab utama kondisi Radit adalah salah satunya karena hiperinflamasi yang disebabkan oleh badai sitokin.

"Kondisinya post-covid dengan komorbid asma, and he is going through a cytokin storm yang menyebabkan hyper-inflammation in his whole body. Ditambah lagi ada infeksi bakteri yang lumayan kuat," dikutip Kompas.com dari unggahan Instagram Joanna.

Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc SpP(K) menjelaskan, pada prinsipnya, jika ada virus yang masuk ke dalam organ paru di tubuh, maka reaksi yang timbul adalah keluarnya sitokin-sitokin.

Untuk diketahui, sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi penting dalam penanda sinyal sel. Pelepasan atau keluarnya sitokin ini dapat memengaruhi perilaku sel di sekitarnya.

Sitokin yang keluar dalam jumlah sedikit tidak memiliki pengaruh pada kondisi paru pasien, atau keadaan paru-parunya tidak bermasalah.

Akan tetapi kalau jumlah sitokin yang dikeluarkan di paru-paru sudah banyak, disebut sebagai badai sitokin, maka itu akan membuat organ pernapasan ini sangat padat dan kaku.

Bagaimana badai sitokin menyebabkan kematian, baca selengkapnya di sini:

Suami Joanna Alexandra Meninggal, Bagaimana Badai Sitokin Sebabkan Kematian Raditya Oloan?

Sejumlah studi baru yang diterbitkan Rabu (5/5/2021) menunjukkan seberapa baik vaksin Covid-19 bekerja melawan varian baru virus corona yang mengkhawatirkan.

Setidaknya satu penelitian menunjukkan bahwa dosis penguat dapat membantu vaksin bekerja lebih baik, sehingga penting untuk mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Berikut ini tiga vaksin Covid-19 yang terbukti mampu memberi perlindungan terhadap varian baru virus corona:

  • Vaksin Pfizer
  • Vaksin Moferna
  • Vaksin Novavax

Baca selengkapnya penelitian tentang ketiga vaksin tersebut di sini:

Studi Baru: 3 Vaksin Covid-19 Efektif Melawan Varian Baru Virus Corona

Memiliki badan yang ramping menjadi impian banyak orang. Namun, jika terlalu kurus juga tidak akan terlihat sehat.

Memiliki berat badan kurang dari normal bisa jadi tanda Anda kekurangan nutrisi atau memiliki gangguan kesehatan. Berat badan di bawah normal bisa dihitung menggunakan BMI.

Jika seseorang memiliki BMI 18,5-24,9, maka orang itu dalam rentang yang sehat. Namun, jika BMI-nya di bawah 18,5, makan orang itu termasuk kurus dan sebaiknya menambah berat badan untuk menghindari beberapa penyakit yang mungkin terjadi.

Terlalu kurus bisa menjadi petunjuk bahwa ada gangguan kesehatan pada tubuh Anda.

Jika Anda terlalu kurus, Anda mungkin mengalami gangguan berikut ini, yaitu mudah lelah, mual, masalah rambut dan kulit, imun sistem lemah, infertilitas, gangguan makan, dan masalah perkembangan.

Menaikkan berat badan bisa menjadi masalah jika Anda tidak tahu cara menaikkan berat badan yang sehat.

Konsep utama menaikkan berat badan adalah dengan mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang dibakar tubuh.

Sebagai acuan, mengonsumsi tambahan 300-500 kalori per hari sudah cukup untuk menaikkan berat badan.

Namun jika ingin pertambahan berat badannya lebih cepat, Anda bisa menambah asupan kalori harian hingga bertambah 1.000 kalori.

Dilansir dari Mayo Clinic (27/8/2020) ada 10 cara untuk menaikkan berat badan dengan sehat.

Baca selengkapnya di sini:

10 Cara Menambah Berat Badan dengan Sehat

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/09/080000323/populer-sains-rasanya-kembali-ke-bumi-dari-luar-angkasa-vaksin-yang-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke