Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Selempang Bima Sakti, Namanya Diusulkan Presiden Soekarno

KOMPAS.com- Selempang Bima Sakti adalah bagian dari galaksi Bima Sakti yang bisa disaksikan dari Bumi.

Bima Sakti adalah salah satu galaksi terbesar di jagat raya dan berbentuk cakram. Selain itu, Bima Sakti merupakan sekumpulan miliaran bintang di alam semesta ini.

Bintang-bintang ini, sebagian besar menyusun galaksi Bima Sakti dan dapat terlihat dari tepian galaksi. 

Pembimbing dan Pendamping Forum Kajian Ilmu Falak (FKIK) Gombong dan Majelis Kajian Ilmu Falak (MKIF) Kebumen Jawa Tengah, Marufin Sudibyo mengatakan, galaksi ini mengandung sekitar 100 hingga 400 miliar bintang.

Matahari beserta segenap tata surya terletak di tepi Bima Sakti, sehingga memungkinkan untuk memandang ke sebagian besar struktur galaksi ini. 

"Disebut selempang  Bima Sakti karena berbentuk mirip selendang halus yang membujur dari utara ke selatan dengan motif tertentu di bagian-bagiannya," kata Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (1/5/2021).

Penemuan selempang galaksi Bima Sakti

Marufin yang juga seorang astronom amatir berkata, selempang Bima Sakti sudah dikenal sejak awal peradaban manusia, meski pada saat itu orang belum mengetahui bahwa selempang tersebut merupakan galaksi. 

Di masa Yunani dan Romawi Kuno, selempang ini dikenal sebagai Via Lactea karena menyerupai aliran sungai yang berisikan susu. 

Sehingga, transliterasinya ke dalam Bahasa Inggris menghasilkan nama Milky Way. 

"Di Indonesia disebut Bima Sakti atas usulan Ir. Soekarno (presiden pertama Republik Indonesia) dengan argumen di tengah-tengah selempang ini terdapat struktur mirip sulur yang mengesankan mirip kepala tokoh pewayangan Bima," jelasnya.

Sementara, di masa Yunani dan Romawi Kuno hingga abad 10, Bima Sakti dianggap sebagai fenomena atmosfer atas atau fenomena langit namun lebih dekat ke Bumi dibanding Bulan. 

Identitasnya sebagai kumpulan bintang-bintang yang sangat banyak baru diusulkan oleh para astronom Muslim sejak abad ke-10, seperti al-Biruni, Ibn Bajah, Nasiruddin ath-Thusi, dan lain-lain. 

Konfirmasinya diperoleh pada era teleskop, saat Galileo Galilei mengarahkan teropongnya ke selempang Bima Sakti dan mendapatkan kumpulan bintang-bintang redup dalam jumlah besar.  

Dalam kesempatan wawancara sebelumnya, Marufin berkata bahwa Selempang Bima Sakti bisa disaksikan saat sahur.

"Pada saat santap sahur, manakala langit cerah dan Anda tidak berada di kota besar, maka selempang Bima Sakti akan terlihat jelas," ungkap Marufin, Selasa (20/4/2021).

Selempang galaksi Bima Sakti ini akan tampak sangat jelas, membujur dari utara ke selatan.

"Seakan-akan (selempang galaksi Bima Sakti) sedang menyeberangi langit," kata Marufin.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/04/070000723/fakta-selempang-bima-sakti-namanya-diusulkan-presiden-soekarno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke