Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Exoplanet di Galaksi Bima Sakti Ini Tumbuhkan Lagi Atmosfernya yang Hilang, Kok Bisa?

KOMPAS.com- GJ 1132 b adalah salah satu exoplanet atau planet ekstrasurya di galaksi Bima Sakti yang paling menarik bagi para astronom.

Exoplanet ini kali pertama ditemukan lima tahun lalu dan pernah digadang-gadang sebagai salah satu planet terpenting di luar Tata Surya.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (12/3/2021), tampaknya exoplanet ini telah kehilangan atmosfernya, dan sejak itu menumbuhkan atmosfer yang baru.

Para ilmuwan planet mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mengidentifikasi exoplanet yang telah secara signifikan mengubah atmosfernya dengan aktivitas vulkanik.

Fenomena pada exoplanet GJ 1132 b di galaksi Bima Sakti ini tidak hanya memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari komposisi magmatik dari sebuah planet ekstrasurya dengan mempelajari atmosfernya.

Akan tetapi juga meningkatkan kemungkinan bahwa ada lebih banyak exoplanet semacam ini yang dapat menyimpan atmosfer yang mungkin dapat diselidiki lebih dalam.

"Sangat mengasyikkan karena kami yakin atmosfer yang kita lihat sekarang telah beregenerasi, sehingga bisa menjadi atmosfer sekunder," kata astronom Raissa Estrela dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Pasadena, California, Amerika Serikat.

"Kami pertama kali berpikir bahwa planet dengan radiasi tinggi ini bisa sangat membosankan karena kami yakin mereka kehilangan atmosfernya. Tapi kami melihat pengamatan yang ada di planet ini dengan Hubble dan (ternyata), 'Oh tidak, ada atmosfer di sana'," imbuh Estrela.

Makalah studi ini telah diterima The Astronomical Journal, dengan publikasi pracetak yang tersedia di jurnal daring arXiv.

Selama ini, exoplanet GJ 1132 b telah menjadi teka-teki bagi para ilmuwan.

Penemuannya yang diumumkan pada tahun 2015 lalu, mendeskripsikan bahwa planet ekstrasurya ini adalah dunia berbatu, dengan berat 1,66 kali massa Bumi dan berukuran 1,16 kalu ukuran Bumi.

Para astronom berpikir bahwa dengan mempelajari atmosfer exoplanet di galaksi Bima Sakti,  yang berjarak 41 tahun cahaya ini, akan dapat membantu kita lebih memahami planet berbatu di Tata Surya kita, seperti Bumi, Venus, dan Mars.

Atmosfer baru terdeteksi teleskop Hubble

GJ 1132 b diperkirakan bermula sebagai jenis exoplanet yang sangat berbeda dari Bumi, Mars, dan Venus.

Para astronom kemudian menggunakan teleskop MPG/ESO di Chili untuk mengamati exoplanet tersebut, saat melewati antara Bumi dan bintangnya.

Hasil pengamatan teleskop itu, GJ 1132 b memang memiliki atmosfer, dan tampaknya kaya hidrogen, yang konsisten dengan skenario mini-Neptunus.

Sekarang, dengan melihat lebih dekat ke exoplanet tersebut dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA telah membalikkan gagasan itu.

Data teleskop Hubble justru menunjukkan bukan atmosfer hidrogen sederhana yang dimiliki GJ 1132 b.

Sebaliknya, ini adalah campuran kompleks hidrogen, hidrogen sianida, metana, dan amonia, dengan kabut hidrokarbon tebal yang mirip dengan kabut asap Bumi.

Data analisis tim astronom ini mengungkapkan bahwa tekanan atmosfer di permukaan exoplanet tersebut mirip dengan tekanan atmosfer bumi. Karena atmosfer ini masih bocor ke luar angkasa, rasanya cukup mencengangkan.

Tim selanjutnya beralih ke pemodelan komputer untuk mencari tahu apa yang terjadi. Tampaknya penjelasan yang paling mungkin adalah atmosfer hidrogen asli GJ 1132 b diserap ke dalam lautan magma cair yang menutupi planet ekstrasurya ketika ia masih sangat muda.

Para astronom meyakini bahwa planet ekstrasurya dimulai sebagai Neptunus mini, lebih kecil dari planet Neptunus tetapi lebih besar dari Bumi.

Penemuan ini dapat menjelaskan mengapa ada begitu banyak mini-Neptunus di luar sana, seperti exoplanet GJ 1132 b ini.

"Beberapa mungkin bermula sebagai sub-Neptunus, dan mereka menjadi terestrial melalui mekanisme yang menguapkan foto atmosfer purba. Proses ini bekerja di awal kehidupan planet, saat bintang lebih panas," kata astronom Mark Swain dari JPL, penulis utama penelitian ini.

Kendati demikian, para ilmuwan menegaskan bahwa masih diperlukan studi lanjutan untuk lebih memahami atmosfer kedua dari penemuan exoplanet unik di galaksi Bima Sakti ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/12/200300123/exoplanet-di-galaksi-bima-sakti-ini-tumbuhkan-lagi-atmosfernya-yang-hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke